Apa Itu Buta Warna? Kenali Gejala dan Penyebabnya

Apa Itu Buta Warna? Kenali Gejala dan Penyebabnya

Desak Made Diah Aristiani - detikBali
Selasa, 09 Jul 2024 11:02 WIB
A person holding an open book that contains two pages, each displaying a different circular color vision test. These tests, composed of numerous small, colored dots with a number in the center, are designed to diagnose color blindness. The numbers are formed by dots of a slightly different color, testing the girlΒ΄s ability to distinguish these colors
Buta warna. Foto: Getty Images/Ricardo Mendoza Garbayo
Denpasar -

Tahukah kamu bahwa seseorang bisa mengalami buta warna? Buta warna adalah kondisi yang dialami seseorang saat kesulitan dalam membedakan warna-warna tertentu. Umumnya, kondisi seperti ini bersifat turunan dan cenderung terjadi pada laki-laki.

Kebanyakan seseorang dengan buta warna tidak bisa membedakan antara warna merah dan hijau tertentu. Dalam kasus yang lebih jarang, orang dengan buta warna tidak bisa membedakan antara warna biru dan kuning. Untuk diketahui, penyakit mata tertentu dan beberapa obat juga bisa menyebabkan buta warna.

Mari mengetahui lebih lanjut mengenai gejala dan penyebab dari terjadinya buta warna. Simak penjelasannya berikut ini yang dirangkum dari berbagai sumber.

Penyebab Buta Warna

Dikutip dari laman halodoc, melihat warna di seluruh spektrum cahaya merupakan proses kompleks yang terjadi dengan kemampuan mata untuk merespons panjang gelombang cahaya yang berbeda. Cahaya yang mengandung semua panjang gelombang warna, memasuki mata melalui kornea dan melewati lensa dan transparan.

Jaringan humor vitreous seperti jeli di mata menuju sel sensitive panjang gelombang (kerucut) di bagian belakang mata di area makula retina. Kerucut sensitif terhadap panjang gelombang cahaya pendek (biru), sedang (hijau), atau panjang (merah). Bahan kimia di sel kerucut memicu reaksi dan mengirimkan informasi panjang gelombang melalui saraf optik ke otak.

Jika mata tidak mengalami kelainan, Anda akan merasakan warna. Namun jika sel kerucut kekurangan satu atau lebih bahan kimia yang peka terhadap panjang gelombang, maka Anda tidak akan bisa membedakan warna merah, hijau, atau pun biru.

Penyebab buta warna juga bisa terjadi dikarenakan, berikut ini:

1. Gangguan yang bersifat genetik

Kekurangan warna yang diturunkan jauh lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Defisiensi warna yang paling umum adalah merah dan hijau dengan defisiensi biru dan kuning jauh lebih jarang. Jarang yang tidak memiliki penglihatan warna sama sekali.

Seseorang dapat mewarisi tingkat gangguan yang ringan, sedang hingga berat. Kekurangan warna yang diturunkan biasanya mempengaruhi kedua mata, dan tingkat keparahannya tidak berubah sepanjang hidup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. Penyakit tertentu

Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan defisit warna pada mata. Mulai dari anemia sel sabit, diabetes, degenerasi makula, penyakit Alzheimer's, multiple sclerosis, glaucoma, penyakit Parkinson, alkoholisme kronis dan leukemia.

3. Penyakit mata tertentu

Kondisi buta mata juga bisa terjadi akibat dari adanya penyakit mata yang memicu kerusakan bagian mata untuk membantu melihat warna. Seperti contohnya glaucoma atau degenerasi makula.

ADVERTISEMENT

4. Konsumsi obat-obatan tertentu

Beberapa obat dapat mengubah penglihatan warna, misalnya saja seperti obat yang mengobati penyakit autoimun tertentu, masalah jantung, tekanan darah tinggi, disfungsi ereksi, infeksi, gangguan saraf, dan masalah psikologis.

5. Faktor penuaan

Kemampuan mata dalam melihat warna bisa menurun secara perlahan, bisa dikarenakan bertambahnya usia manusia.

6. Bahan kimia

Paparan beberapa bahan kimia area kerja bidang tertentu, seperti karbon disulfide dan pupuk dapat menyebabkan hilangnya penglihatan warna.

Gejala Buta Warna

Dikutip dari situs resmi American of Ophthalmology (AAO), banyak orang dengan gejala ringan tidak menyadari bahwa dirinya memiliki buta warna. Meski demikian, seseorang dengan buta warna cenderung memiliki gejala seperti kesulitan dalam membedakan warna dan kecerahan warna tertentu (buta warna parsial).

Tidak hanya itu, buta warna juga menyebabkan seseorang tidak mampu untuk membedakan antara nuansa warna yang sama atau serupa. Kecuali pada jenis yang paling parah, buta warna tidak mempengaruhi ketajaman penglihatan.


Adapun tanda-tanda seseorang mengalami buta warna, yaitu:

Β· Sulit melihat perbedaan warna
Β· Sulit membedakan warna pada lampu lalu lintas
Β· Sulit membedakan warna obat
Β· Sulit membedakan warna buah yang mentah dengan yang sudah matang

Gejala buta warna pada seseorang berbeda, tergantung sel pigmen yang rusak atau tidak berfungsi. Gejala ini dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu merah-hijau, biru-kuning, dan total.

Pengidap Buta Warna, Bisa Melihat Warna Apa Saja?

1. Buta warna merah-hijau

Kondisi ini terjadi saat fotopigmen di kerucut merah atau kerucut hijau mata tidak berfungsi dengan baik. Terdapat beberapa jenis, di antaranya:

- Deuteranomaly

Bentuk buta warna yang paling umum dan mempengaruhi 5 persen pria, tetapi jarang terjadi pada wanita. Hal ini terjadi ketika fotopigmen kerucut hijau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pada kondisi ini, kuning dan hijau terlihat lebih merah dan sulit membedakan biru dari ungu.


- Protanomali

Terjadi akibat dari fotopigmen kerucut merah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Oranye, merah, dan kuning terlihat lebih hijau dan warnanya kurang cerah. Biasanya ringan dan tidak menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Ini jarang terjadi pada wanita dan mempengaruhi sekitar 1 persen pria.

- Protanopia

Seseorang yang tidak memiliki sel kerucut merah yang berfungsi. Warna merah hanya terlihat abu-abu gelap. Beberapa nuansa orange, kuning, dan hijau terlihat kuning. Ini jarang terjadi pada wanita dan mempengaruhi 1 persen pria saja.

- Deuteranopia

Seseorang tidak memiliki sel kerucut hijau yang berfungsi. Merah terlihat kuning kecoklatan, dan hijau terlihat krem. Ini mempengaruhi 1 persen pria dan jarang terjadi pada wanita.

2. Buta warna biru-kuning

Kondisi ini merupakan saat fotopigmen kerucut biru hilang atau tidak berfungsi dengan benar. Ini menjadi jenis yang paling umum kedua dan mempengaruhi pria dan wanita secara setara.

- Tritanomaly

Sel kerucut biru bekerja hanya dengan cara yang terbatas. Biru terlihat lebih hijau dan sulit membedakan merah muda dari kuning dan merah. Kondisi ini sangat jarang terjadi.

- Tritanopia

Memiliki nama lain buta warna biru-kuning, yaitu kondisi saat seseorang tidak memiliki sel kerucut biru. Biru terlihat hijau, dan kuning terlihat abu-abu muda atau ungu. Kondisi ini juga sangat jarang terjadi.

3. Buta warna lengkap

Kondisi ini juga memiliki nama lain monokromasi, yaitu kondisi saat seseorang tidak bisa melihat warna sama sekali dan penglihatan tidak begitu jelas. Ada dua jenis buta warna total, yaitu:

- Monokromasi kerucut

Kondisi seperti ini terjadi ketika 2 dari 3 fotopigmen sel kerucut, seperti merah, hijau, atau biru tidak berfungsi. Ketika hanya satu jenis kerucut yang berfungsi, sulit untuk membedakan satu warna dari yang lain.

- Monokromasi batang

Memiliki nama lain achromatopsia, sebagai bentuk buta warna yang paling parah. Tak satupun dari sel kerucut memiliki fotopigmen yang berfungsi dengan baik. Akibatnya, dunia tampak dalam warna hitam, putih, dan abu-abu.

Artikel ini ditulis oleh Desak Made Diah Aristiani Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads