Istilah baby blues pastinya sudah tidak asing lagi. Baby blues sering dikaitkan dengan ibu yang baru melahirkan buah hatinya.
Menimang buah hati setelah melahirkan seharusnya menjadi momen yang membahagiakan bagi seorang ibu. Namun, tak jarang justru momen ini bisa membuat ibu merasa sedih, cemas, bahkan depresi.
Lantas sebenarnya apa itu baby blues? Simak penjelasan tentang baby blues lengkap dengan penyebab dan ciri-ciri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Baby Blues
Mengutip dari e-journal.unair.ac.id dengan judul 'Correlation Between Characteristic of Primiparous Mothers With The Occurrence of Baby Blues', baby blues juga dikenal dengan nama lain postpartum blues atau maternity blues yang terjadi sekitar hari ke-3 setelah lahir sampai sekitar akhir minggu pertama biasanya kembali normal, lebih dari 50 persen wanita mengalami reaksi emosional (Stables dan Rankin, 2010).
Ibu yang melahirkan pertama kali atau primipara cenderung lebih berpotensi mengalami masalah psikologis masa nifas seperti baby blues dikarenakan ibu belum memiliki pengalaman dalam mengasuh anak, hamil, dan melahirkan (Bobak, Lowdermilk dan Jensen, 2005; Kustiningsih, 2017). Perubahan peran menjadi orang tua memiliki pengaruh besar pada ibu yang melahirkan pertama kali sehingga membutuhkan waktu untuk beradaptasi (Lewis, 2015).
Beberapa penelitian juga sudah pernah dilakukan, menurut penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan Yuliani (2014) menunjukkan bahwa 63,6 persen ibu mengalami baby blues, salah satunya dipengaruhi oleh faktor umur, pendidikan, status kehamilan dan dukungan keluarga atau suami. Normalnya, kejadian baby blues akan berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam setiap harinya.
Penyebab Baby Blues
Dikutip dari laman American Pregnancy Association, belum diketahui penyebab pasti baby blues. Lebih lanjut, dalam situs Siloam Hospitals, disebutkan bahwa ada beberapa kondisi pemicu baby blues, di antaranya:
1. Sulit beradaptasi dengan tugas baru yang dipikul oleh seorang ibu.
2. Perubahan hormon. Hormon progesteron dan estrogen akan menurun usai melahirkan. Ini dapat memicu perubahan suasana hati dan memunculkan perasaan lelah serta tertekan.
3. Kurang waktu istirahat. Biasanya kegiatan baru yang diemban seorang ibu setelah melahirkan membuat waktu tidurnya menjadi tidak teratur. Kondisi kelelahan ini bisa memicu timbulnya kondisi baby blues.
4. Memiliki riwayat gangguan mental. Seorang ibu yang memiliki riwayat gangguan mental seperti depresi dan bipolar lebih berpotensi terkena baby blues usai melahirkan.
Ciri-ciri atau Tanda Baby Blues
Umumnya ibu yang mengalami baby blues akan menunjukkan berbagai tanda-tanda. Berikut ini beberapa ciri-ciri atau tandanya:
β’ Perubahan suasana hati yang drastis (mood swing). Entah tiba-tiba seorang ibu akan merenung, menangis, atau bahkan tidak ingin menemui bayinya.
β’ Mudah merasa cemas dan kelelahan saat mengurus bayi.
β’ Cenderung terlihat murung.
β’ Mudah menangis dan marah.
β’ Susah tidur (insomnia).
β’ Nafsu makan menurun.
β’ Cenderung tidak memiliki rasa sabar.
β’ Sulit berkonsentrasi.
Artikel ini ditulis oleh Desak Made Diah Aristiani Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)