Waspada Cutaneous Larva Migrans, Cacing yang Masuk Dalam Kulit Manusia

Waspada Cutaneous Larva Migrans, Cacing yang Masuk Dalam Kulit Manusia

Desak Made Diah Aristiani - detikBali
Selasa, 02 Jul 2024 12:08 WIB
ilustrasi kulit
Ilustrasi kulit. Foto: iStock
Denpasar -

Cutaneous Larva Migrans (CLM) merupakan infeksi yang disebabkan oleh berbagai jenis cacing tambang. Umumnya kondisi ini ditularkan melalui kotoran hewan yang terinfeksi telur cacing di bawah tanah.

Telur tersebut kemudian menetas dan berkembang menjadi larva di bawah permukaan tanah atau pasir. Setelah masuk ke dalam kulit, cacing kemudian akan berpindah tempat di dalam kulit dan menunjukkan sejumlah gejala pada permukaan kulit.

Risiko seseorang terinfeksi semakin tinggi ketika berjalan tanpa menggunakan alas kaki atau berbaring di pasir dan tanah tanpa alas. Larva cacing dapat memasuki tubuh manusia saat kulit berkontak langsung dengan pasir yang telah terkontaminasi larva cacing tambang.

Apa itu cutaneous larva migrans dan bahayakah bagi manusia? Simak penjelasannya yang dirangkum dari berbagai sumber berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Cutaneous Larva Migrans

Cutaneous Larva Migrans (CLM) merupakan infeksi yang disebabkan oleh berbagai jenis cacing tambang. Kondisi ini paling sering ditularkan melalui kotoran hewan yang terinfeksi telur cacing di bawah tanah.

Telur tersebut kemudian menetas dan berkembang menjadi larva di bawah permukaan tanah atau pasir. Setelah masuk ke dalam kulit, cacing kemudian akan berpindah tempat di dalam kulit dan menunjukkan sejumlah gejala pada permukaan kulit.

ADVERTISEMENT

Gejala Cutaneous Larva Migrans

Biasanya tanda-tanda Cutaneous Larva Migrans akan muncul 1-5 hari setelah terinfeksi. Pada beberapa orang, terkadang membutuhkan waktu lebih lama.

Gejala yang umumnya muncul seperti:

· Munculnya lesi merah yang memiliki pola seperti ular di permukaan kulit. Gejala ini terjadi akibat pergerakan larva di bawah kulit. Dalam sehari, lesi bisa bergerak hingga 2 cm.



· Pembengkakan, gatal, dan rasa tidak nyaman. Lesi muncul akibat CLM akan terasa gatal, menyengat, hingga menyakitkan.

· Munculnya lesi pada kaki dan punggung. Meski lesi dapat muncul pada bagian tubuh manapun, namun tubuh yang biasanya sering terpapar tanah atau pasir seperti kaki cenderung memiliki resiko lebih tinggi.
Jika terus dibiarkan ini akan berdampak pada kulit. Kulit bisa saja merusak dan meningkatkan resiko infeksi bakteri sekunder.

Penyebab dan Faktor Risiko

Ketika seseorang terinfeksi maka akan memunculkan sensasi kesemutan atau tusukan dalam waktu 30 menit. Larva dapat tertidur selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah menginfeksi.

Cacing bisa saja langsung meninggalkan jejak seperti ular selebar 2-3 mm yang membentang sepanjang 3-4 cm. Adapun sejumlah gejala yang disebabkan oleh banyak jenis cacing tambang, sebagai berikut:

· Ancylostoma braziliense merupakan cacing tambang yang ditemukan pada feses anjing dan kucing liar di AS tengah dan Selatan, Amerika Tengah dan Selatan, serta Karibia.



· Ancylostoma caninum merupakan cacing tambang yang ditemukan pada feses anjing di Australia.

· Uncinaria stenocephala merupakan cacing tambang yang ditemukan pada feses anjing di Eropa.

· Bunostomum phlebotomum merupakan cacing tambang yang ditemukan pada feses sapi.

Adapun faktor-faktor risiko yang perlu diwaspadai. Orang dari segala usia, jenis kelamin dapat terinfeksi CLM jika terpapar larva cacing tambang.

Paling sering kasus seperti ini ditemukan di wilayah tropis atau subtropis. Kelompok yang berisiko biasanya yang kerap bersentuhan dengan tanah lembab dan pasir.

Berikut ini beberapa golongan yang berisiko terinfeksi cutaneous larva migrans:

· Seseorang yang senang berjemur atau berjalan kaki di pinggir pantai.

· Anak-anak yang senang bermain pasir.

· Para petani yang mengharuskan membajak sawah.

· Tukang kebun yang sehari-hari berkutat dengan tanah.

· Pemburu yang senang berburu hewan-hewan liar.

· Seseorang yang bepergian ke daerah tropis atau subtropis.

Pengobatan

Larva migrans kulit dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, durasinya tergantung pada spesies larva yang menginfeksi. Kebanyakan kasus, lesi akan sembuh tanpa pengobatan dalam 4-8 minggu.

Pengobatan utama pada CLM yaitu ivermectin. Dapat membunuh larva secara efektif dan menghilangkan rasa gatal dengan cepat.

Penggunaan tiabendazol secara topical pada lesi dengan konsentrasi 10-15% tiga kali sehari selama 5-7 hari terbukti memiliki efektivitas yang sama dengan penggunaan ivermectin secara oral.

Selain itu, cacing tambang juga bisa masuk ke dalam aliran darah dan menginfeksi organ tubuh lainnya. Hindari infeksi cacing dengan selalu menggunakan alas kaki setiap pergi ke luar rumah dan hindari kontak langsung dengan tanah ataupun pasir yang sudah terkena kotoran hewan.

Adapun pengobatan lainnya, seperti:

· Penggunaan obat cacing.

· Perawatan fisik seperti cryotherapy nitrogen cair atau laser karbon dioksida untuk menghancurkan larva.

· Antihistamin dan kortikosteroid topical untuk meredakan gejala gatal.

· Infeksi bakteri sekunder memerlukan pengobatan dengan antibiotik yang sesuai.

Pencegahan CLM

Agar dapat mencegah infeksi, ada beberapa langkah pencegahan yang efektif untuk dilakukan, seperti berikut ini:

· Menggunakan alas kaki ketika berpergian.

· Menggunakan baju yang menutupi seluruh bagian tubuh.

· Hindari duduk maupun berbaring di atas tanah atau pasir.

· Jauhi hewan yang beresiko tinggi terinfeksi.

Artikel ini ditulis oleh Desak Made Diah Aristiani Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads