Apa Itu Fobia? Simak Pengertian, Gejala, Faktor Risiko, dan Pengobatan

Apa Itu Fobia? Simak Pengertian, Gejala, Faktor Risiko, dan Pengobatan

Desak Made Diah Aristiani - detikBali
Selasa, 02 Jul 2024 07:20 WIB
Ilustrasi takut
Ilustrasi takut. Foto: Getty Images/doidam10
Denpasar -

Fobia sering diucapkan saat seseorang merasa takut untuk melakukan sesuatu. Fobia dapat membatasi ruang gerak seseorang karena cemas dan takut yang berlebihan.

Lantas apa itu fobia? Yuk, simak penjelasannya yang dirangkum dari berbagai sumber berikut ini.

Pengertian Fobia

Istilah fobia merupakan ketakutan terus menerus, berlebihan, dan tidak realistis terhadap suatu objek, orang, hewan, aktivitas, atau situasi yang biasanya tidak bahaya. Umumnya, mayoritas pengidap phobia menyadari bahwa ketakutannya ini berlebihan, tetapi mereka tetap tidak bisa mengendalikannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak jarang ketakutan berlebihan ini menjadi penyebab dari timbulnya depresi, kecemasan, dan kepanikan yang parah dalam diri seseorang. Maka dari itu, banyak orang yang memiliki fobia cenderung akan menghindari objek atau situasi yang merasa takuti.

Kondisi seperti inilah yang membedakan takut berlebihan dengan ketakutan biasa. Beberapa fobia sangat spesifik dan terbatas, misalnya saja seseorang yang memiliki ketakutan pada hewan-hewan tertentu.

ADVERTISEMENT

Untuk diketahui, beberapa fobia bisa menyebabkan masalah di tempat atau situasi yang lebih beragam. Misalnya saja ketika seseorang merasa takut dengan ketinggian (akrofobia) bisa dipicu dengan melihat keluar jendela gedung perkantoran atau dengan berkendara melewati jembatan yang tinggi. Ketakutan akan air yang sangat dalam (thalassophobia) dipicu ketika melihat danau, laut, kolam dan lainnya yang sejenis.

Gejala Fobia

Gejala fobia bervariasi dalam tingkat keparahannya. Umumnya, gejala melibatkan rasa takut dan kecemasan yang intens. Ini terjadi saat menghadapi situasi atau objek yang ditakuti. Jika fobia parah, bisa jadi memikirkannya saja dapat memicu gejala.

Adapun gejalanya terbagi menjadi dua, yaitu gejala fisik dan psikologis, sebagai berikut:

Gejala Fisik

• Merasa goyah, pusing, atau pingsan
• Merasa seperti tersedak
• Jantung berdebar-debar, jantung berdebar atau detak jantung yang dipercepat
• Nyeri dada atau sesak di dada
• Berkeringat
• Semburan panas atau dingin
• Sesak nafas atau dingin
• Mual, muntah, atau diare
• Mati rasa atau sensasi kesemutan
• Gemetar

Gejala Psikologis

• Rasa takut akan pingsan
• Rasa takut kehilangan kendali
• Rasa takut akan kematian
• Merasa tidak berhubungan dengan kenyataan, atau terlepas dari tubuh, disebut juga sebagai disosiasi

Jika gejala yang dirasakan sangat intens, ini bisa memicu serangan panik. Sehingga dapat menyebabkan perasaan:

• Kehilangan kendali
• Kewalahan
• Rasa malu
• Kecemasan
• Depresi

Tak jarang, sebagian orang lebih memilih untuk menghindari situasi yang mungkin memicu fobia mereka. Mungkin solusi ini terdengar efektif pada awalnya, namun bisa saja ini menyebabkan fobia menjadi lebih buruk dan bisa jadi akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari.

Faktor Risiko Fobia

Terdapat faktor-faktor yang bisa jadi menjadi pemicu meningkatkan risiko fobia, seperti:

• Saudara Kandung

Faktor ini bisa disebabkan karena diturunkan kepada seseorang dari saudara kandung, atau anak-anak dapat mempelajari fobia tertentu dengan mengamati bagaimana anggota keluarga bereaksi terhadap suatu objek atau situasi tertentu.

• Usia

Fobia dapat muncul pertama kali saat masih kecil, biasanya pada anak usia 10 tahun. Namun fobia juga dapat terjadi di kemudian hari

• Temperamen

Resiko fobia dapat meningkat kepada seseorang yang lebih sensitif terhadap kecemasan atau lebih pendiam daripada biasanya.

• Belajar Melalui Pengalaman Buruk

Seseorang bisa memiliki fobia dengan mendengarkan pengalaman buruk, seperti kecelakaan lalu lintas. Ini bisa menyebabkan fobia tertentu dimulai.

Pengobatan Fobia

Pengobatan fobia dapat dilakukan dengan melibatkan kombinasi pemberian obat-obatan dan terapi psikologis yang disesuaikan dengan jenis fobia yang sedang dialami. Adapun beberapa metode pengobatannya, sebagai berikut:

1. Terapi Perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy/CBT)

Terapi ini bertujuan untuk memperbaiki proses pola pikir (kognitif) dan perilaku. Salah satu metode yang digunakan dalam CBT yaitu paparan dan desensitisasi.

Metode ini membawa Anda untuk dipaparkan dengan hal yang Anda takuti secara bertahap. Dengan demikian, seiring berjalannya waktu lama-kelamaan seseorang bisa menguasai rasa takut melalui relaksasi, kontrol pernapasan, atau strategi pengurangan kecemasan lainnya.

2. Pemberian Obat Antidepresan

Untuk bentuk fobia sosial yang lebih umum atau jangka panjang, dokter mungkin perlu meresepkan obat antidepresan dari golongan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor). Jika SSRI tidak efektif, dokter Anda mungkin akan meresepkan obat antidepresan atau anti-ansietas (anticemas) alternatif.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads