Masa kanak-kanak adalah periode emas bagi perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Pada masa ini, stimulasi yang tepat sangatlah penting untuk memaksimalkan potensi anak.
Salah satu metode stimulasi yang kini banyak digemari adalah sensory play. Bermain dengan menggunakan indera, seperti sentuhan, penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa, memiliki banyak manfaat bagi anak, terutama untuk perkembangan sensorik anak.
Lantas apa saja manfaat sensory play untuk anak? Melansir dari beberapa sumber, berikut uraiannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Sensory Play?
Sensory play atau mainan sensorik merupakan permainan atau aktivitas yang mampu merangsang indera. Indera yang terkena rangsangan sensorik ini berupa indera sentuhan, penglihatan, pendengaran, penciuman, hingga pengecapan.
Sensory play biasanya ditargetkan untuk anak-anak mulai dari usia tiga bulan. Permainan ini dapat membantu anak-anak dalam berinteraksi dan memahami dunia di sekelilingnya.
Anda dapat menggunakan bahan-bahan seperti agar-agar dengan berbagai macam bentuk hewan atau membuat serpihan pasir dari remahan cookies. Di sini, Anda dapat berkreasi sebebas mungkin untuk menghasilkan mainan sensorik yang menarik.
Manfaat Sensory Play untuk Anak
Bukan dibuat secara asal-asalan, ternyata sensory play memiliki sejumlah manfaat sebagai berikut:
1. Menambah keterampilan bahasa
Perkembangan bahasa pada anak adalah proses alami yang sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan interaksi mereka dengan lingkungan sekitar. Salah satu metode yang efektif untuk mendukung perkembangan bahasa anak adalah melalui permainan sensorik.
Permainan sensorik mencakup rangsangan indera anak melalui berbagai kegiatan, seperti bermain dengan air, pasir, adonan, atau bahan-bahan lain yang memiliki tekstur dan sensasi berbeda.
2. Mengoptimalkan perkembangan kognitif
Permainan sensorik dapat merangsang otak anak untuk berpikir lebih mendalam dan kritis saat menyelesaikan masalah. Misalnya, saat bermain dengan pasta atau mi berwarna, orang tua dapat mengajarkan anak tentang berbagai nama warna. Selain itu, mereka juga dapat memperkenalkan konsep pencampuran warna.
3. Melatih keterampilan motorik kasar
Keterampilan motorik kasar adalah kemampuan anak menggunakan otot-otot besar tubuhnya untuk bergerak, seperti berjalan, melompat, berlari, duduk, melempar, atau menendang bola.
Melalui permainan sensorik, stimulasi panca indera saat anak melihat dan menggunakan mainan akan membantu mengembangkan motorik kasarnya. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan termasuk melompat di trampolin, bermain petak umpet, melempar dan menangkap bola, atau bermain sepak bola.
4. Melatih keterampilan motorik halus
Keterampilan motorik halus melibatkan otot kecil untuk melakukan berbagai tindakan. Untuk melatih keterampilan motorik halus, Anda dapat menggunakan metode permainan seperti menulis, mengikat tali sepatu, mengancingkan baju, membuka dan menutup resleting, dan lainnya.
5. Mengontrol emosi
Kesabaran merupakan salah satu keterampilan penting yang perlu ditanamkan pada anak sejak dini. Permainan sensorik dapat menjadi media yang menyenangkan dan efektif untuk melatih kesabaran anak.
Menggunakan media sensory play dapat membuat anak Anda menjadi lebih tenang, tidak mudah tantrum, dan bisa membuat si kecil bermain sambil duduk di satu tempat tanpa berlari-larian. Selain itu, permainan ini dapat meningkatkan fokus pada anak.
6. Menumbuhkan interaksi sosial
Bermain permainan sensorik bersama saudara kandung atau teman sebaya, maka anak Anda mulai mengembangkan keterampilan sosial. Mereka akan belajar cara berkomunikasi, memecahkan masalah, dan beradaptasi dengan cara bermain orang lain. Dari bermain ayunan di taman hingga menyusun balok, permainan sensorik adalah kegiatan yang bisa dinikmati oleh semua orang.
Itulah manfaat dari permainan sensorik bagi anak di usia dini. Penting bagi kita untuk memilih jenis permainan sensorik yang sesuai dengan usia anak. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Zheerlin Larantika Djati Kusuma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)