13 Jenis Jamur yang Aman Dikonsumsi dan Cara Budidaya, Potensi Cuan!

13 Jenis Jamur yang Aman Dikonsumsi dan Cara Budidaya, Potensi Cuan!

Zheerlin Larantika Djati Kusuma - detikBali
Selasa, 25 Jun 2024 10:13 WIB
RONGJIANG, CHINA - FEBRUARY 24: A farmer harvests Morchella esculenta (commonly known as common morel, morel, yellow morel, true morel, morel mushroom, and sponge morel) at an edible mushroom farm on February 24, 2023 in Rongjiang County, Qiandongnan Miao and Dong Autonomous Prefecture, Guizhou Province of China. (Photo by VCG/VCG via Getty Images)
Budidaya Morel, Jamur Termahal Kedua di Dunia. Foto: VCG via Getty Images/VCG
Denpasar -

Sebagian jenis jamur mungkin saja beracun. Akan tetapi, ada juga beberapa jamur yang masih aman untuk dikonsumsi. Terdapat berbagai jenis jamur yang aman dan lezat untuk dikonsumsi.

Lantas jamur seperti apakah yang aman untuk dikonsumsi? Berikut ini merupakan jenis-jenis jamur yang aman untuk dikonsumsi, lengkap dengan ciri dan cara budidayanya.

Macam-macam Jamur yang Aman untuk Dikonsumsi

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Jamur Shiitake

Shiitake mushroom on sackcloth and wooden backgroundShiitake mushroom on sackcloth and wooden background Foto: thinkstock

Jamur shiitake merupakan salah satu jenis jamur yang paling sering dibudidayakan di dunia. Jamur shiitake memiliki bentuk seperti topi atau tudung dengan batangnya yang berwarna kecoklatan. Bentuk jamurnya cembung seperti payung dengan insangnya yang berwarna putih pudar.

Cara membudidayakan jamur shiitake yakni dengan ditanam di kayu yang telah mati atau membusuk. Untuk menghasilkan jamur yang berkualitas, jamur shiitake membutuhkan waktu budidaya yang cukup lama.

ADVERTISEMENT

2. Jamur Enoki

Cara budi daya jamur enokiCara budi daya jamur enoki Foto: iStock

Perawakan jamur enoki biasanya sudah tak asing bagi para pecinta kuliner. Jamur enoki memiliki bentuk batang yang memanjang dengan tudung dan batangnya yang berwarna putih hingga kuning pucat. Tudung bagian atas jamur enoki memiliki ukuran yang kecil dan berbentuk cembung.

Untuk membudidayakan jamur enoki tidak terlalu sulit. Berikut ini caranya:

• Pertama-tama, sterilkan alat yang digunakan untuk menanam jamur enoki.
• Siapkan media tanam berupa serbuk gergaji atau serpihan kayu keras.
• Rendam media tanam tersebut dalam air panas selama satu malam agar media tanamnya dapat menyerap air.
• Campurkan substrat yang sudah di pasteurisasi dengan spora jamur enoki. Perlu diingat bahwa penaburan bibit harus disebar secara merata.
• Masukkan media tanam yang sudah dicampur dengan bibit jamur dalam wadah steril sekitar 1 inci dari atas wadah.
• Letakkan wadah berisi media tanam dan bibit jamur di tempat yang suhunya stabil dan memiliki kelembaban tinggi. Tempat ini harus cukup lembab dan suhunya harus dijaga agar tetap stabil selama 2 hingga 3 minggu. Selama periode ini, miselium jamur akan tumbuh dan menyebar di dalam media tanam.
• Setelah miselium tumbuh dengan baik, pindahkan wadah ke lingkungan kelembabannya tinggi.

3. Jamur Tiram

Jamur Tiram untuk BakwanJamur Tiram untuk Bakwan Foto: iStock

Ciri-ciri fisik jamur ini antara lain permukaan yang licin dan sedikit berminyak saat lembap, tepiannya agak bergelombang, tangkai lateral yang terletak di sisi tudung, dan daging buah yang berwarna putih.

Hampir mirip dengan cara budidaya jamur enoki, berikut ini merupakan cara budidaya jamur tiram:

• Siapkan bibit jamur yang berkualitas.
• Siapkan media tanam yang terbuat dari campuran serbuk gergaji kayi, sekam padi, dan kapur. Pastikan media tanamnya steril dan telah diolah dengan benar.
• Campurkan serbuk gergaji kayu, sekam padi, dan kapur.
• Panaskan campuran bahan di atas api atau oven untuk membunuh bakteri.
• Penuhi plastik atau karung dengan campuran tersebut hingga membentuk briket atau "baglog".
• Tanam bibit jamur pada baglog dengan cara menyuntikkan spora atau menggunakan bibit yang telah disiapkan.
• Setelah inokulasi, tutup lubang di baglog dengan bahan yang mudah ditembus oleh jamur.
• Tempatkan baglog di tempat yang gelap, hangat, dan lembab. Suhu yang ideal untuk pertumbuhan jamur tiram adalah antara 24-28 derajat Celsius.
• Siram baglog secara berkala untuk menjaga kelembaban.

4. Jamur Kuping

Sauce braised chicken wings in plateSauce braised chicken wings in plate Foto: iStock

Seperti namanya, bentuk jamur kuping hampir menyerupai bentuk kuping manusia. Jamur kuping memiliki tekstur yang kenyal, namun akan bertekstur keras saat dalam keadaannya kering. Bagian tubuh jamur berbentuk seperti mangkuk. Jamur ini pada umumnya berwarna coklat kehitaman.

Untuk membudidayakan jamur kuping, berikut adalah cara yang bisa Anda ikuti:

• Persiapkan bibit jamur kuping yang siap digunakan
• Sebagai media tanam, campurkan bekatul, serbuk gergaji kayu, kapur, dan air hingga merata.
• Diamkan media selama 4-5 hari hingga suhu mencapai 70°C.
• Masukkan media fermentasi ke dalam plastik tahan panas (1 kg, 30×20 cm, ketebalan 0,5 mm, tinggi 20 cm).
• Padatkan media dan bentuk leher plastik mengerucut.
• Tutup mulut botol dengan kapas dan penutup baglog.
• Sterilkan media dengan uap air dalam kubung selama 7-8 jam.
• Pindahkan baglog ke ruang inokulasi hingga suhunya normal.
• Sterilkan dan dinginkan stik besi atau kawat.
• Masukkan stik besi atau kawat ke dalam baglog.
• Masukkan bibit jamur kuping, goyangkan cincin botol agar bibit tersebar, dan tutup kembali.
• Inkubasi baglog pada suhu 28-35°C, kelembaban 80%, dan pencahayaan lampu TL 60 watt.
• Inkubasi berlangsung 5-8 minggu hingga miselium putih memenuhi baglog.

5. Jamur Matsutake

jamur matsutakejamur matsutake Foto: Tomomarusan/wikimedia commons

Jamur jenis ini memiliki harga yang mahal. Jamur Matsutake memiliki ciri berwarna kecoklatan dengan permukaan yang kasar dan sedikit bersisik. Tekstur dalamnya kenyal dan legit. Jamur ini memiliki aroma yang unik, yakni menyerupai kayu manis dan memiliki rasa yang tajam.

6. Jamur Shimeji

Resep Tumis Jamur Shimeji UdangResep Tumis Jamur Shimeji Udang Foto: iStock

Jamur Shimeji memiliki bentuk yang hampir mirip dengan jamur enoki, namun jamur ini tidak terlalu panjang dan ramping. Jamur Shimeji memiliki batang berwarna kekuningan yang saling menyatu dan memiliki tudung yang berwarna coklat atau keabu-abuan.

Cara budidaya jamur shimeji tidak terlalu sulit, berikut adalah cara-caranya:

• Pilih lokasi yang tepat, seperti area sempit dan lembap tanpa paparan sinar matahari langsung sebab habitat alami jamur shimeji adalah hutan yang teduh dan lembab.
• Siapkan bibit jamur shimeji
• Campurkan tanah dan pasir sebagai media tanam. Jaga kebersihan media agar air yang digunakan tidak terkontaminasi bakteri penyebab penyakit.
• Taburkan bibit jamur di atas media tanam yang sudah disiapkan. Beri jarak yang cukup agar bibit bisa tumbuh tanpa saling melukai.
• Sirami media tanam secara teratur, namun jangan terlalu sering untuk menghindari kebusukan.
• Semprotkan pestisida alami seperti bubuk bawang atau cengkeh untuk melindungi jamur dari hama dan penyakit. Lakukan penyemprotan setiap 2 minggu atau sebulan sekali, tergantung kondisi dan tingkat serangan hama.
• Panen jamur dengan mencabutnya hingga akar, lalu potong cabangnya dan bersihkan kotoran yang menempel pada tudung dan batang jamur.

7. Jamur Kancing

Fresh mushrooms cookingFresh mushrooms cooking Foto: Getty Images/iStockphoto/goir

Jamur ini merupakan salah satu jenis jamur yang populer. Jamur kancing memiliki bentuk tudung seperti bentuk kancing dengan tangkai yang pendek. Jamur ini dikenal dengan warnanya yang berwarna putih bersih, krem, hingga kecoklatan.

Pembudidayaan jamur kuping dapat dilakukan melalui cara-cara berikut:

1. Pengomposan

• Potong dan cuci jerami hingga bersih, lalu tiriskan.
• Campur jerami dengan kapur, bekatul, dan kotoran kuda atau ayam dalam lapisan setinggi 10-15 cm hingga mencapai ±1,5 meter.
• Tutup tumpukan dengan terpal dan aduk setiap tiga hari, tambahkan urea dan pupuk ZA sesuai jadwal.
• Lakukan pengomposan selama 18-21 hari hingga kompos berwarna gelap, tidak berbau, dan berstruktur halus.


2. Sterilisasi

• Sterilkan media tanam dalam kumbung tertutup dengan uap air panas selama 8-10 jam pada suhu 60-70°C.
• Pertahankan suhu 40-50°C selama 24-36 jam.


3. Inokulasi

• Tebarkan bibit jamur di atas dan tengah media tanam setelah suhu media kembali normal.
• Pastikan suhu ruang antara 20-25°C dan kelembaban 80-90% dengan sirkulasi udara yang baik.


4. Pelapisan Tanah

• Setelah miselium tumbuh dalam 2 minggu, lapisi media tanam dengan tanah setebal 2,5-5 cm.
• Gunakan tanah dengan pH netral, steril, dan berpori.


5. Pengaturan Suhu

• Setelah 14-20 hari, lakukan aerasi dengan membuka ventilasi untuk menambah oksigen.
• Jaga suhu ruangan antara 16-20°C dengan penyiraman, pendingin AC, atau menyimpan balok es.


6. Pemanenan

• Bakal tubuh buah jamur akan muncul beberapa hari setelah pengkondisian suhu rendah.
• Panen jamur setelah 10-15 hari saat jamur mencapai diameter 2-4 cm.

8. Jamur Chanterelle

Jamur Chanterelle. (Wikipedia)Jamur Chanterelle. (Wikipedia)

Jamur chanterelle (Cantharellus cibarius) memiliki tutup berbentuk corong dengan diameter 2 hingga 10 sentimeter (cm). Warnanya bervariasi dari kuning keemasan cerah hingga oranye pucat. Permukaan tutupnya halus dan sering kali bergelombang atau tidak beraturan.

Tidak seperti jamur pada umumnya, chanterelle memiliki punggungan bergerigi di bagian bawah tutupnya. Punggungan ini tebal, jaraknya lebar, dan memanjang hingga ke batang.

Warna punggungan biasanya sama atau sedikit lebih pucat dari tutupnya dan cukup sulit dipatahkan dengan ujung jari. Namun, detikers perlu hati-hati, karena terdapat beberapa jamur beracun yang mirip, seperti chanterelle palsu dan jack-o'-lantern.

Budidaya jamur chanterelle cukup menantang karena jamur ini membentuk hubungan mikoriza yang kompleks dengan pohon tertentu. Berikut adalah langkah-langkah untuk membudidayakan jamur chanterelle:

1. Pemilihan Pohon dan Lokasi

• Temukan pohon yang biasa tumbuh di dekat jamur chanterelle, seperti birch, beech, atau cemara. Pastikan pohon tersebut tidak memiliki jamur mikoriza lain yang dapat bersaing dengan jamur chanterelle.
• Pilih area dengan tanah berdrainase baik dan memiliki kandungan nitrogen rendah. Pastikan tempat tersebut teduh dan lembab, mirip dengan habitat alami jamur chanterelle.


2. Uji dan Persiapkan Tanah

• Jamur chanterelle lebih menyukai tanah dengan pH antara 4 dan 5,5. Gunakan alat uji pH tanah untuk memastikan pH tanah sesuai.
• Jika pH terlalu tinggi, tambahkan natrium klorida untuk menurunkan pH. Jika pH terlalu rendah, tambahkan jeruk nipis untuk menaikkan pH.


3. Penyiapan Tanah

• Gunakan penggaruk untuk melonggarkan tanah di area yang dipilih. Hindari memadatkan tanah karena jamur chanterelle tidak tumbuh dengan baik di tanah yang padat.

4. Penanaman Spora

• Mulailah proses penanaman pada bulan Juli, ketika kondisi cuaca cenderung sesuai untuk pertumbuhan jamur.
• Ambil jamur chanterelle tua dan pisahkan. Sebarkan bagian-bagian jamur ini di sekitar area yang sudah dipersiapkan. Jamur chanterelle menghasilkan spora dengan tingkat rendah, sehingga perlu sabar dan teliti dalam penyebarannya.

5. Perawatan dan Pemeliharaan

• Hindari berjalan di atas area tempat jamur chanterelle tumbuh untuk mencegah pemadatan tanah. Habitat yang tidak terganggu dapat membuat jamur tumbuh kembali setiap tahun.
• Panen jamur dengan menarik dan memelintirnya, hindari memotong karena dapat menyebabkan infeksi pada jamur. Jangan memanen lebih dari setiap tiga minggu untuk menjaga populasi dan kesehatan tanah.

9. Jamur Cremini

Sekilas apabila tidak cermat, Anda akan tertukar antara jamur cremini dengan jamur kancing. Jamur cremini atau jamur crimini memiliki ukuran kecil. Apabila dibandingkan dengan jamur kancing, jamur cremini memiliki tekstur yang lebih kasar dan memiliki warna yang cenderung coklat gelap.

Jamur cremini memiliki aroma dan rasa yang kaya dan sedikit manis, dengan memiliki cita rasa jamur yang khas dengan sentuhan gurih.

10. Jamur Maitake

Jamur Maitake. (Wikipedia)Jamur Maitake. (Wikipedia)

Tubuh jamur maitake tumbuh secara bergerombol, sehingga bentuk tumbuhnya menyerupai tumpukan bunga. Diameternya berkisar 15-40 cm dengan tinggi mencapai 10-30 cm. Bentuknya menyerupai telinga dan memiliki warna hitam atau abu-abu kecoklatan.

Batang jamur maitake tampak pucat, bercabang, dan keras. Saat dibelah, dagingnya berwarna putih, tanpa bau yang khas, dan tidak berubah warna.

Untuk membudidayakan jamur maitake, berikut ini merupakan cara-caranya:

1. Pembuatan Polybag: Media tanam jamur maitake dibuat dengan mesin otomatis menggunakan bahan seperti serbuk gergaji kayu oak, campuran tepung jagung, gandum coklat, dan mikronutrisi. Berat polybag diatur secara otomatis menjadi 2,9 kilogram.

2. Sterilisasi dan Pendinginan: Media tanam dalam polibag melewati proses sterilisasi dengan penguapan selama 1 jam pada suhu 110 derajat Celcius. Setelah itu, polybag didinginkan selama 6-7 jam sebelum inokulasi.

3. Inokulasi: Setelah dingin, polybag diinokulasi dengan bibit Jamur Maitake di ruangan steril. Inokulasi memerlukan tingkat sterilitas ruangan, alat, dan teknik yang hati-hati untuk memastikan hasil yang baik.

4. Penyimpanan Polibag: Polybag yang telah diinokulasi disimpan dalam ruangan khusus selama sekitar dua setengah bulan untuk pertumbuhan miselium jamur. Ruangan ini diatur dengan kelembaban 60% dan suhu 25 derajat Celcius.

5. Ruang Pembesaran: Setelah dua setengah bulan, polybag dipindahkan ke ruang pembesaran dengan kelembaban 90% dan suhu 20 derajat Celcius. Di ruang ini, jamur maitake akan tumbuh lebih lanjut.

6. Panen: Setelah sekitar satu minggu di ruang pembesaran, jamur maitake siap dipanen. Jamur yang telah dipanen disimpan dalam ruangan khusus dengan suhu 10 derajat Celcius untuk menjaga kesegarannya.

11. Jamur Morel

Jamur beracun yang diduga sebabkan pelanggan restoran bintang michelin meninggal.Jamur beracun yang diduga sebabkan pelanggan restoran bintang michelin meninggal. Foto: Wikimedia Commons

Jamur morel (Morchella) memiliki ciri unik yang membedakannya dari jamur lainnya. Tidak seperti kebanyakan jamur yang memiliki insang, pori-pori, atau gigi untuk menjatuhkan spora, morel memiliki tubuh berongga dengan permukaan yang kasar atau seperti spons yang menembakkan spora seperti meriam.

Bentuknya lonjong atau kerucut dengan tutup berlubang tidak beraturan, dan warnanya bisa bervariasi dari kuning, abu-abu, hingga hitam. Batangnya berlubang, kadang bengkak di pangkal, dan berwarna keputihan hingga krem. Dagingnya keras namun rapuh, sementara ukuran dan warna cetakan spora bisa berbeda tergantung spesiesnya.

Budidaya jamur morel adalah kegiatan eksperimental yang membutuhkan pengalaman dan keterampilan dalam menanam di luar ruangan. Karena kompleksitas dinamika jamur morel, budidaya ini masih dalam tahap pembelajaran. Meskipun demikian, beberapa keberhasilan di lokasi tertentu telah memberikan inspirasi untuk terus mencoba dan mengembangkan metode yang efektif.

12. Jamur Reishi

Jamur Reishi. (Wikipedia)Jamur Reishi. (Wikipedia)

Bagian tudung jamur reishi atau yang juga dikenal sebagai jamur lingzhi memiliki bentuk yang menyerupai ginjal manusia atau setengah lingkaran, dengan lebar 3-30 cm. Tudung jamur reishi biasanya berwarna merah tua hingga kecoklatan dengan bagian tepi yang lebih terang.

Jamur reishi memiliki batang yang pendek atau bahkan tidak memiliki batang. Batang jamur ini berwarna coklat tua hingga agak hitam. Jamur ini memiliki rasa yang pahit saat dimakan, namun aromanya tidak terlalu kuat.

Budidaya jamur reishi dapat dilakukan dengan cara berikut ini:

1. Menyiapkan Media Tanam:

• Campur serbuk gergaji kayu (80-90 kg), bekatul (7-10 kg), kapur CaCO3 (3 kg), tepung jagung (1/2 kg), air secukupnya.
• Tambahkan pupuk TSP, urea, dan ZA masing-masing 0,7-1%.

2. Fermentasi Media:

• Fermentasi media selama 4-6 hari untuk mematikan jamur liar.
• Lakukan pembalikan media hingga merata dan berubah warna menjadi coklat atau kehitaman.

3. Menyusun Media dalam Plastik:

• Masukkan media ke kantong plastik ukuran 30 cm x 20 cm, dengan tebal 0,5 mm dan tinggi 20 cm.
• Padatkan media, pasang cincin pada bagian atas, dan tutup leher baglog dengan kapas.

4. Sterilisasi:

• Sterilisasi baglog pada suhu 95-120°C selama 6-8 jam menggunakan tangki bekas, dandang besar, atau dum bekas.
• Dinginkan baglog di ruang inokulasi hingga mencapai suhu normal.

5. Inokulasi:

• Sterilkan ruang dan peralatan inokulasi.
• Buka kapas penutup botol bibit di atas api spritus, ambil bibit dengan stik besi steril, dan tanamkan ke leher baglog.
• Goyangkan cincin baglog agar bibit menyebar, tutup kembali dengan kapas.

6. Inkubasi:

• Inkubasi baglog di lingkungan bersuhu 30-35°C, kelembaban 90-100%, dan cahaya lampu TL 60 watt.
• Setelah 15-30 hari, miselium tumbuh hingga setengah bagian baglog.

7. Pemindahan ke Rumah Kumbung:

• Pindahkan baglog yang miseliumnya sudah tumbuh penuh ke rumah kumbung.
• Letakkan baglog secara horizontal di rak, dengan 10-15 tumpukan per baris dan 20-30 baglog per barisan, jarak antar baris 80-90 cm.

8. Pemeliharaan Jamur:

• Kondisi ruang kumbung harus bersuhu 16-28°C, kelembaban 80-85%, dengan cahaya lampu TL 60 watt.
• Jaga pemeliharaan agar pertumbuhan tubuh buah jamur Lingzhi optimal.

13. Jamur Merang

Sekelompok anak muda di Desa Sukamulya, Karawang, Jabar, ini sukses melakukan budidaya jamur merang. Mereka menghasilkan 1 hingga 2 kuintal jamur/hari.Budidaya jamur merang Foto: Agung Pambudhy

Jamur merang memiliki bentuk bulat dengan warna coklat gelap hingga abu-abu dan dilindungi selubung. Pada tubuh jamur merang dewasa, tudung akan berbentuk cawan berwarna coklat tua keabu-abuan, dengan batang berwarna coklat muda.

Bagi Anda yang hendak membudidayakan jamur merang, Anda dapat mengikuti tata cara sebagai berikut:

1. Persiapan Kumbung:

• Bangun kumbung dari kayu, rangka besi, atau bambu yang dilapisi plastik.
• Kumbung berfungsi untuk mengatur suhu dan kelembaban yang diperlukan untuk budidaya jamur merang.

2. Penjagaan Kelembaban Kumbung: Siapkan pemanas ruangan dan electric blower untuk menjaga suhu kumbung antara 32-34°C.

3. Penanaman Bibit Jamur:

• Beli atau buat bibit jamur merang.
• Jika membuat sendiri, potong dan siram bagian atas jamur dengan air hangat, lalu campur dengan abu sekam, dan diamkan selama 2-4 hari hingga serabut putih muncul.

4. Penyusunan Media Tanam:

• Susun jerami hingga 1,5 meter tingginya, bersusun dengan bekatul dan kotoran kuda atau ayam.
• Tutup dengan plastik dan biarkan selama 2 hari hingga matang.

5. Penambahan Dolomit: Campurkan 40 kg bekatul dengan 24 kg dolomit dan taburkan merata di atas media tanam.

6. Pengomposan Media Tanam: Balik media tanam sebanyak tiga kali hingga berwarna coklat tua atau hitam, dan memiliki kelembaban 65-75%.

7. Pemasangan Media Tanam di Kumbung: Susun media tanam di kumbung dengan lapisan terbesar di bagian bawah, dan taburkan kapas di atasnya.

8. Penaburan Bibit: Sebarkan bibit jamur merang secara merata di permukaan media tanam, dan siram dengan air.

9. Pemeliharaan Jamur:

• Jaga kelembaban kumbung dengan selalu menutup rapat dan menyemprot media tanam.
• Pastikan suhu kumbung antara 32-38°C dengan membuka kumbung setelah jamur berumur 4 hari.

10. Pemanenan Jamur:

• Panen jamur yang berumur 10-11 hari dengan tinggi sekitar 3-6 cm atau berbentuk seperti kancing.
• Memetik jamur dengan memutar secara perlahan, hindari menarik secara langsung.

Itulah beberapa jenis jamur yang dapat dikonsumsi, lengkap dengan ciri hingga cara budidayanya. Semoga bermanfaat ya, Detikers!

Artikel ini ditulis oleh Zheerlin Larantika Djati Kusuma, peserta Magang bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads