Muhammad Faisal atau biasa disapa Ical, pemuda asal Pekanbaru, Riau, ini memutuskan untuk hidup nomaden atau hidup berpindah-pindah tempat sambil membawa motor tua dan alat kopinya. Setelah berkeliling di sejumlah kota besar, Ical kini singgah di Bali.
Awalnya, pria berusia 27 tahun ini memang suka travelling atau jalan-jalan sejak duduk dibangku SMP. Kala itu, ia sempat menonton film tentang kehidupan nomaden, ketertarikan hidup yang nggak biasa itu muncul dalam dirinya.
Ia berandai-andai hidup berpindah tempat sambil keliling menggunakan mobil campervan merupakan hal yang seru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah di situ akhirnya aku kebuka satu wawasan baru ternyata ada nih pola hidup yang nggak biasa, aku pikir asik kali ya punya campervan hidup jalan-jalan," kata Ical saat ditemui detikBali di Pantai Pererenan, Badung, Bali, Minggu (11/2/2024).
Dari situ lah ia membulatkan tekad untuk menabung demi memiliki mobil campervan. Dalam perjalanannya untuk memiliki mobil seperti rumah itu tidak gampang. Pada 2017, dia bekerja di perusahaan konsultan desain interior.
Dengan tipikal Ical yang tidak terlalu mengejar materi, ia merasa jenuh selama dua tahun bekerja di bidang yang ia tekuni sejak kelas 2 SMK itu.
"Di sisi yang lain ada di posisi nggak tahu lagi nih hidup aku mau ngapain, aku kan nggak tertarik punya materi banyak, ini itu nggak," terang pria kelahiran Siantar itu.
Akhirnya, Ical memutuskan resign dengan tujuan barunya yaitu jalan-jalan. Namun, keinginannya sempat tertunda. Sebab, ia masih memikirkan adik bungsunya yang masih sekolah.
Ical berpikir sebelum ia meninggalkan keluarganya untuk hidup nomaden, ia harus memberikan usah kecil untuk adiknya ketika lulus nanti. Ia akhirnya membangun kedai kopi yang nantinya akan diberikan kepada adik bungsunya.
Dari situ lah Ical masuk ke dunia perkopian. Menurutnya, industri kopi di Pekanbaru memiliki peluang yang cukup besar.
Setelah tiga tahun membangun kedai kopi, Ical akhirnya memberikan kedai kopi tersebut kepada adiknya. "Aku sebenarnya nggak maksa, kalau nggak mau nggak bisa aku ajarin, setelah dia mau akhirnya aku pikirin perjalanan aku," kata Ical.
![]() |
Tujuan Ical sebenarnya bukan jualan kopi keliling Indonesia, ia membantah banyak yang mengira seperti itu. Ical menceritakan prinsip awalnya adalah hidup nomaden dengan campervan. Dari awal, tujuannya adalah Bali. Ia berangan-angan kala itu sampai di Bali dalam waktu empat bulan dengan menggunakan motor tuanya.
Namun, dalam perjalanannya ke Bali, rencana Ical berubah. Ketika ia singgah di kota-kota lain, seperti Lampung, Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, banyak yang membuat konten video saat ia singgah di kota tersebut.
"Ternyata ketika aku datang ke kota berikutnya, teman-teman kopi ngajakin tuh ayo jualan sekalian, lumayan buat uang bensin, berjalan dan kebetulan banyak yang upload dan aku memang sengaja buat akun Instagram untuk ini," jelasnya.
Mulai dari situ lah, Ical dikenal di sosial media. Ia tidak menampik banyak yang mengira ini adalah proyek jualan kopi keliling Indonesia. Padahal, kata Ical, proyek seperti itu justru ia bangun ketika ia sudah memiliki campervan.
"Nah sebenarnya untuk proyek kopinya ini aku buat ketika aku sudah ada campervan loh," ungkapnya.
Namun, ia merasa bersyukur ketika proyek kopinya dikenal terlebih dahulu. Meski perlu dua tahun sampai Bali, ia merasa banyak hal yang tak terduga selama perjalanannya.
Malah, ia sempat ke Brunei Darussalam dan Malaysia untuk diajak proyek bersama kawan-kawannya di dunia kopi. Pria yang juga penulis itu, juga bisa berjualan kaus dengan desain kopi dan perjalanan seorang Ical.
"Aku bikin merchandise, aku nulis buku, ya bagian dari pendapatan yang lain gitu. Jadi kopi dan perjalanan itu tagline. Nah di awal yang aku ingin hidup nomaden ternyata kopi menjadi jawaban bahwa bisa aku bawa ke perjalanan," tukasnya.
Rencananya, ia sementara menetap di Bali sembari menunggu campervannya jadi. Setelah itu, ia akan memulai perjalananan nomadennya lagi ke Pulau Sumatera dan Kalimantan.