Bali Diprediksi Hadapi Kemarau Panjang, BPBD Siapkan Langkah Mitigasi

Bali Diprediksi Hadapi Kemarau Panjang, BPBD Siapkan Langkah Mitigasi

I Wayan Sui Suadnyana, Rizki Setyo Samudero - detikBali
Kamis, 30 Mei 2024 10:40 WIB
Ilustrasi Musim Kemarau
Foto: Ilustrasi musim kemarayu. (Getty Images/iStockphoto/happy8790)
Denpasar -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali telah mempersiapkan langkah-langkah mitigasi untuk menghadapi ancaman kemarau ekstrem. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bali I Made Rentin mengatakan ada beberapa rekomendasi mitigasi dan kesiapan dalam menghadapi peralihan musim hujan menuju kemarau.

"Melakukan langkah antisipatif terhadap potensi angin kencang, hujan deras dalam waktu singkat, serta puting beliau pada periode pergantian musim atau pancaroba," ujar Rentin kepada detikBali, Kamis (30/5/2024).

Dalam catatan BPBD Bali, periode pancaroba terjadi pada bulan-bulan tertentu, yakni Maret, April hingga Mei. BPBD Bali akan melakukan antisipasi lebih pada wilayah yang diperkirakan mengalami musim kemarau di atas normal. "Terutama untuk tanaman pertanian dan hortikultura yang sensitif terhadap curah hujan tinggi," imbuh pria asal Badung itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, pengoptimalan penampungan air pada sisa musim hujan juga dibutuhkan sebagai langkah mitigasi. Sebab, itu akan menekan risiko penurunan hasil panen pada lahan sawah. "Maka pengelolaan air bagi kebutuhan pertanian harus dilakukan dengan lebih hemat," terangnya.

BPBD Bali, kata Rentin, juga telah mempersiapkan armada untuk kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau. Tersedia tujuh truk tangki air disiagakan untuk menghadapi kejadian kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan yang disebabkan oleh musim kemarau.

"Dengan rincian tiga unit di BPBD Bali, satu unit di BPBD Denpasar, satu unit di BPBD Bangli, satu unit BPBD Buleleng, dan satu unit di BPBD Karangasem," beber dia.

Sebanyak 390 orang personel Tim Reaksi Cepat (TRC) juga disiapkan untuk menghadapi kejadian kekeringan dan karhutla pada musim kemarau.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara telah memasuki musim kemarau. Kekeringan diprediksi terjadi dalam waktu lebih panjang.

Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan dilanda hari tanpa hujan (HTH) sepanjang 21 sampai 30 hari. Kemarau juga bisa berlangsung lebih lama.

Analisis curah hujan BMKG juga menunjukkan kondisi kekeringan sudah mulai memasuki wilayah Indonesia, terutama di bagian selatan Khatulistiwa. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut 19 persen dari zona musim di wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau.

"Diprediksi sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara segera menyusul memasuki musim kemarau dalam tiga dasarian ke depan. Kondisi kekeringan ini saat musim kemarau akan mendominasi wilayah Indonesia sampai akhir bulan September," ungkap Dwikorita di Jakarta, Selasa (28/5/2024), dikutip dari detikHealth.




(hsa/hsa)

Hide Ads