Waspada! Bali dan Nusra Diprediksi Dilanda Kemarau Panjang

Waspada! Bali dan Nusra Diprediksi Dilanda Kemarau Panjang

Tim detikHeatlh - detikBali
Kamis, 30 Mei 2024 06:57 WIB
Ilustrasi kekeringan
Ilustrasi kekeringan. Foto: Getty Images/China Photos
Denpasar -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara telah memasuki musim kemarau. Kekeringan diprediksi terjadi dalam waktu lebih panjang.

Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan dilanda hari tanpa hujan (HTH) sepanjang 21 sampai 30 hari. Kemarau juga bisa berlangsung lebih lama.
Analisis curah hujan BMKG juga menunjukkan kondisi kekeringan sudah mulai memasuki wilayah Indonesia, terutama di bagian selatan Khatulistiwa. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut 19 persen dari zona musim di wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau.

"Diprediksi sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara segera menyusul memasuki musim kemarau dalam tiga dasarian ke depan. Kondisi kekeringan ini saat musim kemarau akan mendominasi wilayah Indonesia sampai akhir bulan September," ungkap Dwikorita di Jakarta, Selasa (28/5/2024), dikutip dari detikHealth.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menyebut hingga dasarian II Mei 2024, pemantauan anomali iklim global di Samudera Pasifik menunjukkan indeks ENSO sebesar +0.21 atau dalam kondisi netral. Kondisi indeks ENSO sudah berada pada level netral selama dua dasarian dan diprediksi akan terus netral sampai periode Juni-Juli 2024.

Selanjutnya, pada periode Juli-Agustus-September 2024, ENSO Netral diprediksi akan beralih menuju fase La Nina lemah yang akan bertahan hingga akhir tahun 2024. Fenomena La Nina lemah ini diprediksi tidak berdampak pada musim kemarau yang akan segera hadir.

Sedangkan di Samudera Hindia, pemantauan suhu muka laut menunjukkan kondisi IOD Netral, tetapi ada kecenderungan beralih ke fase IOD Positif. Artinya, potensi curah hujan bulanan sangat rendah dan kurang dari 50 mm per bulan. Walhasil kekeringan bisa terjadi lebih ekstrem.

ADVERTISEMENT

Berikut wilayah yang harus mewaspadai kemarau.

  • Pulau Sumatra
  • Pulau Jawa
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Utara
  • Bali
  • Nusa Tenggara
  • Sebagian Pulau Sulawesi
  • Sebagian Maluku
  • Papua

Adapun dari hasil monitoring hotspot yang dilakukan dengan satelit, menunjukkan telah munculnya beberapa hotspot awal pada daerah-daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) imbas kekeringan. Karenanya, diperlukan perhatian khusus untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran di sepanjang musim kemarau.

"Memperhatikan dinamika atmosfer jangka pendek terkini, masih terdapat jendela waktu yang sangat singkat yang bisa dimanfaatkan secara optimal sebelum memasuki periode pertengahan musim kemarau," ujarnya.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads