]BPBD Surabaya melakukan serangkaian mitigasi untuk mengantisipasi dampak fenomena La Nina di Jawa Timur. Diketahui, La Nina dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, puting beliung, banjir, dan tanah longsor.
"Kita sudah persiapan kemungkinan La Nina dan ikutannya, angin puting beliung, hujan deras. Mulai dari sarana dan prasarana sudah siap," ujar Kepala BPBD Surabaya, Agus Hebi Djuniantara, Selasa (5/11/2024).
Hebi mengatakan, serangkaian mitigasi tersebut antara lain kegiatan bersih-bersih lingkungan hingga tiap RT, normalisasi saluran air hingga perantingan pohon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, pihaknya juga akan bekerjasama dengan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menyiagakan posko terpadu 24 jam pada musim hujan ini.
"Posko dari DSDABM, DLH, Satpol PP, Dinkes, BPBD harus 24 jam," tuturnya.
Setidaknya, ada sekitar 7 pos terpadu dan 18 pos pantau yang akan bersiaga untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi pada musim hujan periode 2024 hingga 2025.
Kemudian, Hebi juga menyampaikan sejumlah imbauan kepada masyarakat untuk turut melakukan upaya antisipasi.
"Imbauan dari kelalulintasan, musim hujan biasanya ingin cepat berteduh, ban halus, itu diantisipasi, jangan sampai terjadi kecelakaan tunggal karena licin. Jangan berteduh di pohon. Juga pengecekan baliho perlu dilakukan," imbaunya.
Sebagaimana diketahui, BMKG menyebut bahwa fenomena La Nina muncul di Indonesia akhir 2024. Di Jawa Timur, patut diwaspadai bencana hidrometeorologi yang tiba-tiba terjadi.
BMKG juga memprediksi wilayah Surabaya akan memasuki awal musim hujan pada November Dasarian I. Sementara itu puncak musim hujan dominan diprakirakan akan terjadi pada bulan Februari 2025.
(hil/iwd)