Ironi Jembatan Tukad Bangkung: Jadi Tempat Wisata, tapi Rawan Kejadian

Badung

Ironi Jembatan Tukad Bangkung: Jadi Tempat Wisata, tapi Rawan Kejadian

I Wayan Sui Suadnyana, Agus Eka Purna Negara - detikBali
Senin, 27 Mei 2024 22:16 WIB
Jembatan Tukad Bangkung di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, beberapa waktu lalu. (Agus Eka Purna Negara/detikBali)
Foto: Jembatan Tukad Bangkung di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, beberapa waktu lalu. (Agus Eka Purna Negara/detikBali)
Badung -

Jembatan Tukad Bangkung di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali, disebut sebagai yang tertinggi se-Asia Tenggara sehingga menarik minat orang singgah. Tidak heran jika jembatan penghubung tiga kabupaten, yakni Badung, Bangli, dan Buleleng ini ramai dikunjungi saat hari libur maupun akhir pekan.

Namun, sejumlah peristiwa terjadi di jembatan yang memiliki tinggi mencapai 71,14 meter itu. Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung Wayan Darma berpendapat perlu ada strategi jangka pendek untuk antisipasi kejadian di tempat itu.

"Ini baru pemikiran saya dan akan saya sampaikan ke pimpinan sebagai langkah jangka pendek. Sebab, itu perlu persetujuan pimpinan. Saya sampaikan ke bupati melalui sekda," kata Wayan Darma, Senin (27/5/2024) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Darma menyadari upaya pengamanan di Jembatan Tukad Bangkung baru sebatas pemikiran atau usulan pribadi. Ia akan menyampaikan hal ini ke Bupati Badung. "Jadi pasti harus persetujuan pimpinan," kata Darma.

Menurutnya, pemasangan jaring di bagian sisi sepanjang jembatan bisa jadi solusi pengamanan bagi pengunjung. Mengingat pengawasan cukup sulit dilakukan.

ADVERTISEMENT

Selain memberi rasa aman, cara ini untuk mengantisipasi tindakan negatif yang mungkin saja bisa dilakukan seseorang. Terlebih, lokasi itu selalu ramai dikunjungi maupun dilintasi pengendara dari berbagai daerah.

"Wilayah itu ada potensi wisatanya sehingga harus dijaga. Sekarang banyak orang datang. Tidak jauh dari sana juga ada beberapa objek wisata air terjun. Pemikiran saya sudah perlu ada pengamanan di sana," kata mantan Camat Petang ini.

Untuk diketahui, pembangunan Jembatan Tukad Bangkung dimulai sejak 2001 dengan panjang mencapai 360 meter dan lebar 9,6 meter. Jembatan Tukad Bangkung memangkas jarak sepanjang 6 kilometer (km), dengan tujuan menggantikan jembatan lama yang letaknya berada 500 meter di arah selatan jembatan baru ini.

Jembatan Tukad Bangkung kemudian diresmikan penggunaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 28 April 2007. Jembatan Tukad Bangkung menjadi ikon wisata di wilayah ujung utara Gumi Keris.

Catatan detikNews dan detikBali, terdapat beberapa kejadian bunuh diri di Jembatan Tukad Bangkung. Bunuh diri pernah dilakukan di lokasi itu oleh seorang anggota TNI berinisial INTD (22) asal Desa Selanbawak, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Sabtu (4/12/2024).

Saat ditemukan tergantung, anggota TNI AD itu menggunakan topi warna hijau bertuliskan (Dikmata), baju warna abu-abu, jaket hitam, sepatu warna hitam dan celana pendek warna hitam. Ia ke lokasi membawa sepeda motor Honda Vario dengan nomor polisi DK-8791-DN.

Terbaru, aksi ulah pati (bunuh diri) dilakukan oleh kakak beradik berinisial KS (23) dan PY (5). Mereka melompat dari Jembatan Tukad Bangkung, Minggu (26/5/2024).

Berdasarkan informasi yang beredar, KS nekat mengajak PY melompat dari jembatan untuk mengakhiri hidup karena motif ekonomi. KS dan PY merupakan dua dari empat bersaudara yatim piatu setelah ayah dan ibu mereka meninggal.

Selama ini, KS yang merupakan anak kedua merupakan tulang punggung keluarga, sedangkan kakak pertamanya seorang perempuan dan kondisinya sakit-sakitan.

Informasi di media sosial (medsos) juga menyebutkan keluarga korban kesulitan biaya untuk proses pengurusan jenazah, termasuk memulangkan ke rumah duka di Buleleng.




(hsa/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads