Setiap tanggal 2 Mei, seluruh belahan dunia memperingati Hari Kesadaran Depresi Anak. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental anak-anak dan remaja.
Organisasi kesehatan mental dan pendidikan memulai Hari Kesadaran Depresi Anak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendukung anak-anak yang menderita depresi. Dengan adanya peringatan ini, diharapkan masyarakat lebih memahami kondisi ini dan memberikan dukungan yang diperlukan kepada anak-anak yang menderita depresi.
Awal Mula Peringatan Hari Kesadaran Depresi Anak
Pada tahun 1997, sekelompok orang tua yang mengalami kesedihan karena memiliki anak yang menderita depresi memutuskan untuk bertindak dan membentuk Federasi Keluarga Nasional untuk Kesehatan Mental Anak. Mereka kemudian menciptakan Hari Kesadaran Depresi Anak sebagai cara untuk menyadarkan masyarakat tentang depresi pada anak-anak dan remaja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gejala Depresi
Gejala depresi pada anak-anak bisa mencakup banyak aspek termasuk, fisik, emosional, dan mental. Berikut adalah beberapa gejala umum yang perlu diwaspadai oleh orang tua, guru, dan orang-orang yang berada di sekitar anak-anak:
Anak yang depresi mudah merasa lelah atau kekurangan energi, bahkan setelah istirahat yang cukup.
• Anak-anak mudah merasa gelisah atau mengalami kesulitan berkonsentrasi, yang bisa berdampak pada performa mereka di sekolah atau kegiatan sehari-hari.
• Perubahan selera makan atau pola tidur juga bisa menjadi indikasi adanya masalah emosional.
• Mereka mungkin kehilangan minat untuk bersosialisasi atau melakukan aktivitas yang biasanya mereka nikmati.
• Menarik diri dari teman-teman atau keluarga dan merasa kesepian juga menjadi gejala umum.
• Orang depresi juga bisa membahayakan diri sendiri atau bahkan berpikir untuk mengakhiri hidup.
• Selain itu, anak-anak bisa merasa tidak berharga, kehilangan harapan, atau merasa bersalah tanpa alasan yang jelas.
Cara Penanganan Kepada Anak yang Sedang Depresi
Orang tua perlu memberikan perhatian ekstra saat anak mengalami depresi. Coba untuk meluangkan lebih banyak waktu bersama anak untuk memahami apa yang mereka alami, rasakan, dan pikirkan.
• Sebagai orang tua, penting untuk tetap sabar dengan kondisi suasana hati anak yang mudah berubah. Tetap menjaga hubungan yang positif dengan anak akan membantu mereka merasa lebih nyaman.
• Orang tua perlu lebih peka terhadap perubahan perilaku atau gejala depresi pada anak. Dorong anak untuk mengekspresikan perasaan mereka dan jangan mengabaikan tanda-tanda yang muncul. Jika ragu, orangtua dapat berkonsultasi dengan psikolog klinis untuk memastikan tindakan yang tepat.
• Orang tua juga harus memastikan anak mendapatkan makanan bergizi, olahraga, dan tidur yang cukup agar dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mental mereka.
Artikel ini ditulis oleh Rio Raga Sakti, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)