Harga Gabah Anjlok, Petani di Jembrana Pasrah

Harga Gabah Anjlok, Petani di Jembrana Pasrah

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Minggu, 28 Apr 2024 16:20 WIB
Panen padi di Subak Baluk, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Minggu (28/4/2024). (Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Panen padi di Subak Baluk, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Minggu (28/4/2024). (Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Jembrana -

Para petani di Kabupaten Jembrana, Bali, pasrah lantaran harga jual gabah menurun drastis saat memasuki masa panen akhir pada April ini. Saat ini, harga jual gabah hanya Rp 5 ribu per kilogram (kg) dari sebelumnya sekitar Rp 7 ribu per kg.

Salah seorang petani, I Nengah Sumantrem, mengungkapkan dirinya menanam padi di lahan sawah seluas 50 are. Anjloknya harga gabah membuat pria berusia 62 tahun itu memilih menggunakan hasil panen untuk kebutuhan sehari-hari.

"Selain karena masuk musim panen, cuaca yang mengakibatkan sejumlah padi rebah juga mengakibatkan harganya turun," tutur Sumantrem kepada detikBali, Minggu (28/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petani di Subak Baluk, Kecamatan Negara, itu mengungkapkan harga gabah ini terpaut jauh dari harga beras di pasaran. Ia berharap harga gabah stabil sehingga para petani tak merugi.

ADVERTISEMENT

"Harga gabah jauh dari harga beras yang masih menyentuh di Rp 14 ribu per kilogram, namun gabah hanya dibeli Rp 5 ribu per kilogram," imbuh Sumantrem.

Ketua Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jembrana, I Putu Sentana, tak menampik bahwa harga gabah di Jembrana mulai turun. Menurutnya, merosotnya harga gabah sudah terasa sejak pertengahan April.

"Harga gabah sudah mulai turun dibandingkan sebulan sebelumnya. Penurunan harga gabah sekitar 15 hari terakhir ini karena sudah mulai panen raya sehingga mempengaruhi harga gabah," kata Sentana.

Selain pengaruh dari musim panen raya, Sentana melanjutkan, kualitas gabah juga menurun. Banyak lahan pertanian yang rusak akibat faktor cuaca, di antaranya tanaman padi rebah sehingga gabah terendam air.

"Kualitas menurun, karena gabah rusak. Pengaruh sekali dengan harga," jelas Sentana.




(iws/iws)

Hide Ads