Respons Menohok Yusril ke Kubu Anies soal Jokowi Dukung Prabowo-Gibran

Nasional

Respons Menohok Yusril ke Kubu Anies soal Jokowi Dukung Prabowo-Gibran

Tim detikNews - detikBali
Senin, 01 Apr 2024 12:33 WIB
Sidang MK pada Senin (1/4/2024)-(Anggi/detikcom)
Sidang MK pada Senin (1/4/2024)-(Anggi/detikcom)
Jakarta -

Yusril Ihza Mahendra mempertanyakan apa masalahnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024. Ketua Tim Pembela Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka itu pun memberi respons menohok dan menilai tidak ada yang salah jika Jokowi mendukung Prabowo-Gibran.

Hal itu disampaikan Yusril sebagai pihak terkait dalam sidang sengketa Pilpres 2024 digelar di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Senin (1/4/2024). Ia merespons pendapat Vid Adrison, Ahli Ekonomi UI, yang dihadirkan oleh kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dalam sidang tersebut.

Dilansir dari detikNews, Vid Adrison awalnya menjelaskan kunjungan Presiden Jokowi ke daerah-daerah selama periode Oktober 2023 hingga Februari 2024. Vid mengatakan kunjungan Jokowi itu mendongkrak perolehan suara Prabowo-Gibran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada kenaikan perolehan suara paslon 02 yang cukup besar jika dibandingkan dengan suara Prabowo pada Pilpres 2019 dengan rata-rata kenaikan 32 persen, minimum 6,3 (persen) maksimum 66,3 (persen)," kata Vid.

Vid mengatakan tidak ada bukti perolehan suara Prabowo di Pemilu 2019 berhubungan dengan suara di Pemilu 2024. Menurutnya, kunjungan Jokowi sangat efektif dalam meningkatkan suara Prabowo di Pemilu 2024.

ADVERTISEMENT

"Ada bukti menunjukkan kunjungan Prabowo 2024 menurunkan perolehan suara Ganjar. Kunjungan Prabowo tidak berdampak pada suara Anies. Kunjungan Prabowo 2024 dan suara Jokowi itu semakin memperbesar kenaikan suara Prabowo," jelas dia.

Mendengar penjelasan Vid itu, Yusril lantas mendapat kesempatan bertanya ke ahli. Dia pun mempertanyakan hubungan dukungan Jokowi dengan kenaikan suara Prabowo. Sebab, menurutnya, pasangan calon lain juga didukung oleh tokoh-tokoh berpengaruh lainnya.

"Bahwa petahana, atau calon yang didukung oleh petahana akan mendapatkan suara lebih dibanding calon lain? Bagaimana ahli dapat menerangkan kekalahan Megawati dengan SBY, dan Pilpres 2024?" tanya Yusril.

"Kalau memang kesimpulan ini berlaku, apakah hanya satu faktor kebetulan, Jokowi yang jadi presiden dan dia mendukung pasangan Prabowo-Gibran dan memperoleh suara lebih. Seandainya sekarang yang jadi presiden Jusuf Kalla, yang mendukung Anies-Muhaimin, berarti calon itu akan peroleh suara lebih di pilpres sekarang? Seandainya lagi, yang jadi presiden Megawati, maka Ganjar-Mahfud akan dapat suara lebih berdasarkan saudara, apa masalahnya persidangan sekarang ini dengan pendapat saudara itu? Ada sesuatu yang salah atau tidak?" sambung dia.

Vid lantas mengatakan bahwa kunjungan Jokowi jelas berdampak kepada suara Prabowo. Dia kemudian membandingkan Pemilu 2014 yang tidak diikuti oleh petahana.

"Jadi ketika kita melihat bahwa SBY tidak mendukung Jokowi pada 2014 tapi hasilnya Jokowi menang, itulah fakta, tapi itu tidak bisa menegasikan anecdotal evidence, tidak bisa menegasikan efek dari petahana ya," ujarnya.

Vid mengatakan suara yang diperoleh oleh Prabowo-Gibran merupakan cerminan suara Jokowi di Pemilu 2019. Sebab, suara Prabowo saat 2019 jauh berbeda dengan suara di Pemilu 2024.

"Karena ada pandangan dari masyarakat bahwa 02 didukung oleh Presiden Jokowi. Hasilnya memang signifikan jadi ada unsur fanatisme," pungkas Vid.

Artikel ini telah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini!




(iws/gsp)

Hide Ads