Kala Rocky Gerung Ingin Jadi Jaksa Agung dan Ramalkan Jokowi-Prabowo Retak

Round Up

Kala Rocky Gerung Ingin Jadi Jaksa Agung dan Ramalkan Jokowi-Prabowo Retak

Simon Selly - detikBali
Minggu, 31 Mar 2024 09:17 WIB
Rocky Gerung saat mengisi acara di Kupang, NTT.
Rocky Gerung saat mengisi acara di Kupang, NTT, Sabtu (30/3/2024). Foto: Simon Selly/detikBali
Kota Kupang -

Rocky Gerung ingin masuk dalam kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Jaksa Agung. Hal itu diungkapkan Rocky seusai acara Tabayun Puisi dan Ngaji Kebangsaan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (30/3/2024).

Awalnya, Rocky Gerung mengatakan dia tak akan mau jika diminta menjadi menteri di kabinet Prabowo. Dia akan masuk kabinet jika dia sendiri yang menginginkannya.

"Jadi kalau diminta Pak Prabowo untuk jadi menteri, saya akan bilang, saya jangan diminta, saya menginginkan," kata Rocky.
Rocky menegaskan, jika masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran, dia ingin menjadi Jaksa Agung. "Kalau begitu saya mau jadi Jaksa Agung, tapi pasti nggak akan dikasih," imbuhnya.

Rocky Ramalkan Hubungan Jokowi-Prabowo Tak Lama

Rocky juga memprediksi hubungan baik antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo tak akan berlangsung lama. Hubungan mereka akan retak, disertai pertengkaran, terutama terkait ego politik masing-masing.

Menurut Rocky, pertengkaran antara Jokowi dengan Prabowo itu menyangkut keberlangsungan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) yang bisa jadi terbentur dengan program makan siang gratis. Dua program ini menyedot dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sangat besar.

Jokowi tentu akan mendorong IKN tetap berjalan, sementara Gerindra menginginkan program makan siang gratis cepat terealisasi.

"Artinya ada pertengkaran antara Jokowi dan Prabowo, dan tentunya pasti akan terjadi. Kenapa? Karena APBN itu batas dari ambisi politik," ujar Rocky.
Ini berkaitan dengan ambisi politik yang diterjemahkan dalam APBN. Saat ini, pendapatan pada APBN mencapai Rp 1.800 triliun, namun pengeluaran sudah mencapai Rp 2.800 triliun.

"Buat bikin IKN itu perlu uang Rp 450 triliun, buat makan siang gratis Rp 450 triliun, bayar utang Rp 400 triliun, bayar bunga utang Rp 500 triliun. Totalnya 1.800 triliun, sedangkan 20 persen dari total itu harus dipakai untuk pendidikan. Jadi bayangkan bagaimana mungkin secara makro ekonomi, Prabowo bisa membuat negeri ini makmur kalau seluruh anggaran itu dipakai habis. Pendapatan kita cuma Rp 1.800 triliun, pengeluaran kita Rp 2.800 triliun," terang dia.

Rocky Sebut Masyarakat Ingin Kejujuran

Rocky menilai masyarakat ingin kejujuran terkait sengketa hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang tengah berjalan di Mahkamah Konstitusi (MK). Sebelumnya, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar serta Ganjar Pranowo-Mahfud Md menggugat hasil Pilpres 2024 yang menetapkan Prabowo-Gibran sebagai pemenang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua yang sedang dibicarakan di Mahkamah Konstitusi, pada akhirnya harus melihat kenyataan sosial bahwa masyarakat sipil menghendaki adanya kejujuran di dalam Mahkamah itu sendiri," papar Rocky.




(gsp/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads