Pengamat politik dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), I Nyoman Subanda, mengungkap penyebab PPP tak bisa menembus ambang batas parlemen 4 persen. Partai berlambang Ka'bah itu tidak bisa menempatkan kadernya di DPR karena hanya meraup 5.878.777 suara atau 3,87 persen.
Menurut Subanda, gagalnya PPP menembus parlemen karena partai tersebut mendukung Ganjar Pranowo-Mahfud Md saat Pilpres 2024. "Perkiraan orang, yang (partai bernuansa) Islam akan ke Anies Baswedan, tapi PPP malah ke Ganjar dan berkoalisi dengan PDI Perjuangan," katanya kepada detikBali, Kamis (21/2/2024).
Baca juga: Tak Lolos ke Senayan, PPP Tunggu Keajaiban |
PPP, Subanda melanjutkan, merupakan partai Islam dengan basis massa Islam tradisional. Dengan mengusung Ganjar-Mahfud serta berkoalisi dengan PDIP -partai nasionalis- PPP kehilangan konstituennya. Padahal, pendukung PPP sudah mengakar kuat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa saja basis-basis tradisional PPP yang sudah mengakar kuat identitasnya itu nggak memilih partai Islam lain," ungkap Subanda.
Subanda menerangkan gagalnya PPP ke Senayan mengejutkan publik. Apalagi, PPP merupakan salah satu partai lama seperti Golkar dan PDIP.
Kaderisasi di PPP, Subanda menuturkan, juga cukup bagus. "PPP itu partai berpengalaman dan punya basis massa yang tradisional dan sekarang dikemas jadi modern," paparnya.
Faktor lain gagalnya PPP ke Senayan, kata Subanda, karena bekas Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy pernah tersandung kasus korupsi jual-beli jabatan di Kementerian Agama. Pengadilan Tipikor memvonis Rommy -sapaan Romahurmuziy- dua tahun penjara.
Subanda menambahkan PPP juga tidak bisa mengakomodasi aspirasi generasi muda. "Partai-partai yang kuat itu bisa meraup suara anak muda," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi atau Awiek terkejut PPP gagal lolos ke Senayan. Dia menyebut PPP akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
"Tentu kami terkejut dengan hasil rekapitulasi secara bertentangan karena tidak sesuai berbeda dengan data internal kami," kata Awiek di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2024) dikutip dari detikNews.
Baca juga: Terjerembap Sandiaga Uno Bersama PPP |
Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP NTB Mohammad Akri enggan berspekulasi perihal alasan mengapa PPP tak lolos ambang batas parlemen untuk pertama kalinya. Namun, dirinya tak menampik bahwa dukungan di pilpres kepada Ganjar-Mahfud bisa jadi salah satu alasan PPP tersingkir dari parlemen.
"Ini masalahnya tidak tahu ini apa efek pilpres atau apa. Tapi ia bisa jadi (efek pilpres)," papar ketua Fraksi PPP DPRD NTB itu.
(gsp/dpw)