Tragis, Kadek Angkasa Tewas Kena Longsor di Buleleng Saat Mudik Nyepi

Tragis, Kadek Angkasa Tewas Kena Longsor di Buleleng Saat Mudik Nyepi

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Minggu, 10 Mar 2024 17:07 WIB
Motor yang dikendarai Kadek Angkasa saat tewas tertimbun longsor.
Foto: Motor yang dikendarai Kadek Angkasa saat tewas tertimbun longsor. (Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Buleleng -

Jenazah Kadek Angkasa (19), korban tewas tertimbun longsor di shortcut Singaraja-Mengwitani titik 7 wilayah Banjar Dinas Wirabuana, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada telah dibawa ke rumah duka, di Desa Menyali, Kecamatan Sawan. Rencananya, jenazah Angkasa akan dikremasi atau diaben pada 15 Maret 2024 di Setra (pemakaman) Buleleng.

Sang ibu, Kadek Sudiantari, menceritakan peristiwa tragis itu terjadi saat anaknya dalam perjalanan pulang ke kampung halaman untuk merayakan Hari Raya Nyepi bersama keluarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anak saya mau pulang ke sini. Mau ikut negen ogoh-ogoh, memang setiap Nyepi dia begitu. Maunya pulang barengan sama sepupunya hari Jumat. Tapi, dia nggak mau, bilangnya mau pulang hari Sabtu," kata Sudiantari ditemui di rumahnya, Minggu (10/3/2024).

Angkasa merupakan mahasiswa di salah satu kampus pariwisata di Buleleng. Dia sedang magang di salah satu hotel di Nusa Dua, Badung, sebagai waiters. Sebelum menuju Buleleng, Angkasa sempat mengirim pesan kepada ibu dan ayahnya. Dia memberitahukan berangkat dari Denpasar pukul 12.00 Wita.

ADVERTISEMENT

Sesampainya di wilayah Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Angkasa kembali mengirim pesan. Dia memberitahu sedang berhenti sejenak untuk makan dan tidak berani melanjutkan perjalanan karena banjir.

"Di jalan itu dia sempat berhenti-berhenti di jalan menghindari banjir dan longsor. Karena dia juga ketemu beberapa bencana jadi menghindari itu dia cari aman," katanya.

Saat makan di kawasan Wanagiri itu, Angkasa bertemu dengan beberapa orang yang sama-sama ingin berangkat ke Buleleng. Mereka lantas memutuskan untuk lewat ke jalur kota agar aman.

Angkasa yang biasanya lewat jalur Lemukih menuju Menyali juga turut lewat jalur kota. Dia berupaya menghindari banjir dan longsor yang rawan terjadi di jalur Lemukih. Nahas, saat melintas di jalur Km 18 Desa Gitgit, Angkasa malah disapu longsor.

"Kalau dia lewat ke Lemukih mungkin tidak kena. Dia mau lewat pulang jalur kota, biar aman maksudnya," jelas Sudiantari menahan kesedihan.

Duka mendalam juga dirasakan ayah korban, Gede Ibu Jari. Dia mengungkapkan putranya itu selama ini punya keinginan untuk bekerja di kapal pesiar. Angkasa, Gede melanjutkan, memiliki tekad untuk membantu biaya sekolah adik bungsunya agar bisa menjadi polisi.

"Dia sempat cerita ke saya, mau berangkat kapal pesiar. Dia bilang senang magang di sana. Janjinya mau berangkat ke kapal, tapi tahunya dia meninggalkan saya berangkat ke surga," ujar Gede.

Gede dan istrinya mendapat kabar Angkasa terkena musibah tanah longsor pada Sabtu (9/3/2024) malam dari seorang kerabat. Kabar itu membuat dirinya panik. Gede lantas menghubungi sejumlah anggota keluarga lain untuk menuju ke lokasi menjemput korban.

Setibanya di lokasi, Gede melihat anaknya sudah berada di dalam kantong jenazah. Ia kemudian mengecek tas yang dibawa dan benar itu merupakan tas milik anaknya.

Namun pihak keluarga belum sepenuhnya yakin, hingga akhirnya paman korban Putu Sutena berupaya melihat jenazah yang berada di dalam kantong jenazah. Setelah wajah Gede dibersihkan, keluarga akhirnya yakin dan berusaha menerima takdir.

Sutena mengungkapkan Angkasa mengalami sejumlah luka di tubuhnya. "Saya minta lihat jenazahnya biar yakin. Setelah lihat, benar itu dia. Keponakan saya terluka. Dadanya luka, di wajahnya ada beberapa yang memar, luka di kaki juga," tandas Sutena.




(hsa/hsa)

Hide Ads