Dinkes Catat 75 Kasus DB di Denpasar Selama Januari-Februari 2024

Dinkes Catat 75 Kasus DB di Denpasar Selama Januari-Februari 2024

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Senin, 04 Mar 2024 18:49 WIB
ilustrasi demam berdarah
Foto: Ilustrasi demam berdarah. (iStockphoto)
Denpasar -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar mencatat ada 75 kasus demam berdarah (DB) selama Januari sampai Februari 2024. Rinciannya, 34 kasus di Januari dan 41 kasus pada Februari.

Jumlah kasus di awal 2024 cenderung menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada Januari 2023 tercatat ada 296 kasus dan Februari 2023 ada 255 kasus.

"Saya melihat faktor cuaca yang menyebabkan kasus (Januari-Februari 2024) cenderung menurun," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Denpasar Anak Agung Ayu Candrawati saat dihubungi detikBali, Senin (4/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Candrawati, dibandingkan periode 2023, kondisi cuaca didominasi panas meski sesekali hujan pada Januari-Februari 2024 sehingga tak banyak menimbulkan genangan air yang menjadi salah satu sumber jentik nyamuk. Kalau pun ada genangan air, jelas dia, akan cepat mengering akibat cuaca panas.

Candrawati juga mengatakan Dinas Kesehatan Denpasar sejak pertengahan Februari 2024 telah melaksanakan fogging massal ultra low volume (ULV). Hal itu dilakukan karena melihat meningkatnya kasus DB di Februari 2024 dibandingkan Januari 2024. Menurutnya, fogging massal akan dilakukan hingga pertengahan Maret 2024.

ADVERTISEMENT

Fogging massal ULV dilaksanakan dua kali dalam setahun. Nantinya juga akan dilaksanakan September selama satu bulan lamanya sebagai antisipasi peningkatan kasus sebelum musim penghujan pada Oktober.

Selain melaksanakan fogging ULV, Dinas Kesehatan Denpasar juga melakukan fogging fokus. Fogging khusus dilaksanakan sesuai indikasi, seperti ditemukan adanya lebih satu satu kasus serta ditemukan jentik saat pemantauan epidemilogi (PE).

"Dilihat dari sebaran kasus 2023 memang Denpasar Selatan yang cukup tinggi jumlah kasus DB-nya. Kalau dilihat geografinya, Denpasar Selatan agak rendah posisinya sehingga kemungkinan untuk genangan air di sana cukup tinggi," ungkapnya.

Tak hanya itu, Candrawati juga memandang faktor lain penyebab tingginya kasus di suatu wilayah dikarenakan belum optimalnya pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) oleh masyarakat. Terkait kondisi tersebut, Dinas Kesehatan Denpasar telah memiliki strategi penanggulangan kasus DB.

Berbagai strategi yang dimaksud seperti sosialisasi tentang DB, kegiatan pemantauan jentik oleh Jumantik, dan kegiatan gertak PSN yang dilakukan oleh Jumantik di setiap banjar. Selain itu ada juga pelaksanaan fogging fokus dan fogging ULV.

Candrawati mengimbau agar masyarakat kian mandiri melaksanakan PSN. Sebab upaya tersebut dinilai efektif dan efisien dalam mencegah terjadinya kasus.

"Jadi, semua unsur masyarakat terlibat sehingga tidak ada jentik sebagai tempat perindukan dari nyamuk aedes aegypti ini. Saya kira ini yang utama dan prioritas disamping kami melakukan fogging kalau masih saja menemukan jentik," paparnya.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads