Jelang Imlek 2024, Pengurus Griya Berbusana Adat Bali Sucikan Patung Dewa-Dewi

Jelang Imlek 2024, Pengurus Griya Berbusana Adat Bali Sucikan Patung Dewa-Dewi

Aryo Mahendro - detikBali
Sabtu, 03 Feb 2024 13:02 WIB
Kegiatan membersihkan dan mensucikan patung dewa-dewi di Wihara Dharmayana Kuta, Sabtu (3/1/2024). (Aryo Mahendro/detikBali).
Foto: Kegiatan membersihkan dan mensucikan patung dewa-dewi di Wihara Dharmayana Kuta, Sabtu (3/1/2024). (Aryo Mahendro/detikBali).
Denpasar -

Umat tridharma, yakni Taoisme atau Konghucu, Hindu, dan Buddha di Bali mulai menyibukkan diri dengan persiapan perayaan Tahun Baru Imlek 2575. Mereka menyambut datangnya Imlek pada Sabtu (10/2/2024) dengan ritual menyucikan patung atau rupang dewa-dewi dan memasang pernak-pernik lain.

Salah satunya kegiatan mensucikan patung dewa-dewi di Griya Kongco Dwipayana di Tanah Kilap, Desa Pemogan, Denpasar. "Kegiatan (mensucikan patung dewa-dewi) ini setiap tahun. Maknanya, kemarin para dewa diangkat dan hari ini dibersihkan atau disucikan dalam rangka menyambut Imlek," kata Sekretaris Pengurus Griya Kongco Dwipayana I Nyoman Sudarsana di Denpasar, Sabtu (3/1/2024).

Pantauan detikBali, semua pengurus griya membersihkan patung dewa-dewi dan perabot rumah ibadah lainnya mulai pukul 11.00 Wita. Tak hanya patung dewa-dewi. Pembersihan juga dilakukan di ruang sembahyang dan pagoda Dewi Kwan Im.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pengurus griya yang beragama Hindu membersihkan patung dewa-dewi dengan mengenakan busana adat Bali berwarna merah. Sudarsana mengatakan tradisi memakai busana adat Bali itu sudah tiap tahun dilakukan semua pengurus saat melakukan aktivitas pembersihan jelang Imlek.

"Tiap Imlek, kami pakai kamen (busana adat Bali). Karena di Griya Kongco Dwipayana ini umat tridharma. Hindu, Buddha, dan Taoisme atau Konghucu," jelas Sudarsana

ADVERTISEMENT

Sudarsana mengatakan perayaan Imlek kali ini merupakan tahun naga kayu. Tahun naga kayu bermakna kesuksesan dan keberuntungan, misalnya dalam hal berbisnis atau usaha apapun.

"Juga bermakna keberhasilan dan kebahagiaan. Jadi, harapannya Imlek tahun ya kebahagiaan dan keberhasilan. (Imlek pada tahun politik) kami tidak berpolitik. Namanya juga di sini tempat suci," tuturnya.

Tradisi membersihkan dan mensucikan patung dewa-dewi juga dilakukan di Wihara Dharmayana Kuta, Badung. Masyarakat dari Banjar Dharma Semadi dan lainnya bergotong royong membersihkan patung dewa-dewi di area wihara.

Mereka sudah terlihat menyibukkan diri dengan bersembahyang dan membersihkan patung dewa-dewi dan menghias longkingan wihara dengan lampion sejak pukul 08.30 Wita. Mereka mengeluarkan semua alat untuk mencuci patung berupa kendi, air, bunga, sabun, dan lainnya di atas meja.

"(Kegiatan menyuci patung dewa-dewi) ini sebenarnya tradisi (etnis) Tionghoa di Bali. Secara tradisi Tionghoa di Bali, semua tempat ibadah dan altar abu itu disucikan. Istilahnya kalau di Bali, Nyidi Abu," kata Penanggung Jawab Wihara Dharmayana Adi Darmaja Kusuma.

Sama seperti yang dituturkan Sudarsana, Darmaja mengatakan makna Imlek pada tahun Naga bermakna penguasa. Menurutnya, tahun Naga yang digambarkan memiliki karakter penguasa selalu dinanti karena membawa sifat yang berwibawa.

"Naga itu berwibawa dan berkuasa. Jadi, kami berharap tahun ini (sifat dan karakter) Naga itu dapat mengayomi, dapat kesehatan dan lancar rejeki. Apalagi tahun politik seperti sekarang, kami berharap keamanan dan kenyamanan," ujarnya.




(nor/nor)

Hide Ads