Kecelakaan mobil mantan Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra (Rai Mantra), menjadi salah satu peristiwa paling menarik perhatian pembaca detikBali selama sepekan terakhir. Mobil yang ditumpangi Rai Mantra bersama istrinya, Ida Ayu Selly Fajarini, dan ajudannya itu terbalik. Diduga akibat mengikuti Google Maps.
Berikutnya, ada peristiwa kebakaran rumah yang menimpa Mandra. Ini bukan Mandra pelawak sekaligus politikus terkenal. Melainkan, I Wayan Mandra, seorang warga Karangasem. Kebakaran terjadi berawal ketika Mandra memasak ketupat, tapi kemudian ditinggal.
Kemudian, berita yang juga banyak dibaca adalah penemuan mayat perempuan di Selat Bali, Jembrana. Belakangan, terungkap identitas korban merupakan perempuan asal Kabupaten Tuban, Jawa Timur (Jatim).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada pula berita soal anggota DPD RI dari Bali, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna alias AWK, yang kembali viral di medsos. Kali ini gara-gara memarahi guru SMKN 5 Denpasar di depan murid-muridnya. Berikut rangkumannya.
1. Mobil Eks Walkot Denpasar Terbalik gegara Ikuti Google Maps
Mobil eks wali kota, Rai Mantra, mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Raya Singaraja-Kintamani Kilometer 39,40 atau tepatnya di Banjar Dinas Batu Lumbang, Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Bali. Mobil yang ditumpangi Rai Mantra bersama istrinya, Ida Ayu Selly Fajarini, dan ajudannya itu terbalik pada Rabu (17/1/2024).
Kapolsek Tejakula AKP I Gede Sudiana membenarkan kejadian itu. Rai Mantra, istri, dan ajudannya saat itu hendak menuju Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng, untuk melayat.
"Nggih benar (kejadiannya). Infonya mau ke Bondalem, melayat," kata Sudiana, Kamis (18/1/2024).
Sudiana menjelaskan insiden bermula dari mobil berpelat DK 1836 ABG itu melaju dari arah selatan menuju utara. Setiba di jalan menurun dan menikung, mobil tiba-tiba mengalami rem blong. Kondisi itu membuat sopir tidak bisa mengendalikan kendaraanya dan terbalik.
"Pada saat di TKP mengalami rem blong dan terguling ke bawah, sehingga terjadi lakalantas out of control" jelasnya.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Semua penumpang selamat.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Buleleng AKP Gede Darma Diatmika mengatakan kecelakaan itu diduga terjadi karena sopir mengikuti petunjuk Google Maps. Sehingga tidak mengetahui medan yang dilalui.
"Diduga menggunakan Google Maps, diarahkan ke jalan yang sempit dan terjal," jelasnya.
2. Rumah Mandra Terbakar gegara Masak Ketupat Ditinggal
Rumah milik Wayan Mandra di Banjar/Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali, hangus terbakar pada Minggu (14/1/2024) sekitar pukul 17.50 Wita. Kejadian tersebut menimbulkan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Salah seorang warga sekitar, I Putu Tangkas Udiawan, mengungkapkan kebakaran terjadi diduga akibat kelalaian pemilik rumah saat memasak. Pasalnya, saat memasak ketupat di tungku, pemiliknya kemudian pergi untuk berbelanja, sedangkan rumah dalam keadaan sepi.
"Kebakaran diketahui pertama kali oleh cucu korban, saat itu api sudah cukup besar sehingga langsung berteriak minta bantuan kepada warga sekitar," kata Tangkas, saat dikonfirmasi Minggu malam.
Namun, karena di dalam dapur banyak benda-benda yang mudah terbakar, warga sekitar tidak bisa berbuat banyak untuk membantu memadamkan api. Peristiwa itu langsung dilaporkan ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkartan) Karangasem.
Tak lama berselang lama, petugas damkar tiba di lokasi kejadian. Namun, barang-barang berharga yang ada di dapur dan kamar tidur sudah tak ada yang bisa diselamatkan.
Dinas Damkartan Karangasem mengerahkan empat personel dengan satu unit armada damkar. Sedangkan, air yang dihabiskan mencapai empat ribu liter untuk memadamkan api.
"Untuk kerugiannya, berdasarkan keterangan dari korban diperkirakan mencapai Rp 150 juta, karena seluruh bangunan hangus terbakar. Begitu juga dengan barang yang ada di dalamnya tidak ada satu pun yang bisa diselamatkan," kata Kepala Dinas Damkartan Kabupaten Karangasem I Made Agus Budiyasa.
3. Mayat Wanita Mengambang di Selat Bali
Identitas mayat perempuan bersarung tangan ungu yang ditemukan mengambang di Selat Bali akhirnya terungkap. Perempuan tersebut bernama Komsiatun (45), warga Dusun Plumpang RT 002/009, Kelurahan/Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur (Jatim).
Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Buleleng AKP Gede Darma Diatmika mengungkapkan jenazah perempuan itu teridentifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan sidik jari. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menempelkan jempol tangan Komsiatun pada alat inafis portable system (IPS).
"Hasil pemeriksaan dan perbandingan sidik jari Mrs X dengan data sidik jari e-KTP kandidat atas nama Komsiatun, dinyatakan identik," kata Darma kepada detikBali, Jumat (19/1/2024).
"Kami masih koordinasi dengan kepolisian Tuban," imbuhnya.
Sebelumnya, warga digegerkan dengan penemuan mayat seorang wanita tanpa identitas dengan kondisi mengambang di Selat Bali, tepatnya di Perairan Prapat Agung, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Mayat tersebut mengenakan dres atau baju terusan berwarna hitam kombinasi bintik putih dan menggunakan celana legging abu-abu.
Dia juga menggunakan sarung tangan ungu dan masih menggunakan kaus kaki pink. Selain itu, juga terdapat cincin pada jari tengah tangan kiri serta sembilan kunci yang tergantung pada bra. Penyebab kematian wanita bersarung tangan ungu itu masih misteri.
Mayat perempuan itu ditemukan pertama kali oleh nelayan asal Melaya, Kabupaten Jembrana, bernama Misman pada Kamis pagi (18/1/2023). Penemuan mayat perempuan itu lantas dilaporkan kepada petugas Sat Polair Polres Buleleng. Empat personel Polair dari Pos Teluk Terima kemudian diterjunkan untuk melakukan evakuasi jenazah tersebut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, ada luka lebam pada leher belakang, wajah, dan telinga. Kemudian, kondisi bibir dan kuku kebiruan, serta luka lecet di punggung kanan. Tim medis juga tidak menemukan cairan pada anus dan vagina perempuan itu.
Selain itu, mulut dan hidung mayat mengeluarkan busa darah. Dari pemeriksaan tim medis, diperkirakan korban meninggal bukan karena tenggelam lantaran perutnya tidak kembung.
4. Viral AWK Marahi Guru gegara Hukum Siswa
Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali buka suara terkait video viral anggota DPD Arya Wedakarna saat memarahi guru di salah satu SMKN di Denpasar.
"Jadi dari dinas sebenarnya ingin mengajak semua pihak untuk mengintrospeksi diri, baik itu siswa. Guru maupun dari wakil rakyat kita," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) I Gusti Ngurah Chrisna Adijaya saat dihubungi detikBali, Sabtu (20/1/2024).
Chrisna menyerahkan kepada masyarakat untuk menilai dan berpandangan atas video tersebut. Sebab, masyarakat sudah teredukasi dengan norma-norma yang baik dan buruk.
"Kami dari dinas nggak pernah meributkan itu hukuman atau tidak, konteksnya adalah pembelajaran. Jadi pendidik pun punya seni pembelajaran, hal ini yang ingin kami sampaikan ayo saling menghormati, saling menghargai cara kita masing-masing," jelasnya.
Crisna mengaku sudah menemui kepala sekolah yang juga ikut dimarahi Wedakarna. Dia meminta kepala sekolah untuk melihat kejadian itu sebagai momentum instrospeksi semua pihak. Namun, dia mendukung penerapan aturan yang dilakukan oleh masing-masing sekolah.
"Saya yakin sekolah punya aturan masing-masing, budaya masing-masing, jadi kami hargai," tandasnya.
Sebelumnya, aksi Wedakarna kembali menjadi sorotan. Akun media sosialnya membagikan video Wedakarna memarahi guru di depan para siswanya. Video itu pun viral.
Wedakarna tampak memarahi guru di SMKN 5 Denpasar hanya karena memberikan tugas meringkas pelajaran kepada siswa yang terlambat masuk kelas. Senator yang juga bekas personel boyband FBI itu menyebut hukuman kepada siswa yang terlambat tiga menit itu berlebihan.
Anggota Badan Kehormatan (BK) DPD RI Habib Ali Alwi merespons tindakan Arya Wedakarna tersebut. Menurutnya, tindakan Wedakarna sudah melewati kapasitasnya sebagai anggota Komite I Bidang Hukum DPD RI.
"(Sidak ke sekolah) Nggak boleh itu, melewati kapasitas seolah-olah sakti mandraguna. Jadi, tidak etis statement-statement keras," kata Alwi di kantor DPD RI Provinsi Bali, Denpasar, Jumat (19/1/2024).
(hsa/dpw)