Sebanyak 1.131 orang mementaskan Tari Joged Bumbung di Lapangan Kampus Tengah Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja. Penampilan ribuan penari dalam rangkaian dies natalis ke-31 Undiksha itu juga memecahkan rekor dunia dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Wakil Direktur Utama MURI Osmar Semesta Susilo mengatakan pementasan Tari Joged Bumbung di Undiksha layak menerima rekor dunia. Penyerahan sertifikat rekor dunia dari MURI kepada Undiksha itu dilakukan setelah pementasan.
"Kami dari MURI bisa mengeklaim ini rekor dunia karena tidak ada di belahan dunia manapun menari seperti pada hari ini. Sertifikatnya sudah diserahkan, ada rekor dunia," kata Osmar, Rabu (10/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang mahasiswa Undiksha, Anita Manatem, mengaku senang bisa terlibat dalam pemecahan rekor MURI itu. Mahasiswa program studi PGPAUD Undiksha asal Papua Barat itu sempat ragu ketika pertama kali berlatih tari Bali.
"Saya latihan hanya dua kali. Kali pertama masih ragu. Tapi kali kedua sudah bisa. Saya ingin tahu tarian Bali itu seperti apa,"tuturnya.
Sementara itu, Rektor Undiksha Wayan Lasmawan mengatakan pementasan secara massal itu bertujuan untuk melestarikan Tari Joged Bumbung. Ia berharap pementasan tersebut dapat mengembalikan citra tarian tradisional Bali itu.
Menurut Lasmawan, Tari Joged Bumbung tergolong tarian pergaulan dan berfungsi untuk mempererat hubungan antarsesama. Ia menyesalkan tarian tersebut belakangan mendapat citra negatif karena dipentaskan secara menyimpang dari pakem.
"Selama ini kami melihat ada sesuatu yang kurang pas di mata masyarakat. Itulah sebenarnya yang melatarbelakangi kami mengambil peran dalam rangka penyelamatan dan pengembalian Tari Joged pada marwah yang sebenarnya yaitu sebagai tari persahabatan," kata Lasmawan.
Lasmawan menuturkan pementasan ribuan penari Joged Bumbung itu membutuhkan waktu persiapan selama dua bulan. Undiksha, kata dia, mendatangkan praktisi Tari Joged Bumbung untuk melatih langsung mahasiswa di kampus tersebut agar pementasannya sesuai pakem.
(iws/dpw)