Konsulat Jenderal Australia di Bali dan Nusra membuka pameran seni visual bertajuk Walking Through A Songline di Discovery Mall, Kuta, Badung, Bali, Senin (30/10/2023). Pameran yang dikuratori oleh Museum Nasional Australia ini menampilkan kehidupan spiritual penduduk asli Australia atau suku Aborigin sejak 4.000 tahun silam.
Pameran seni visual tersebut menggunakan teknologi imersif, yakni teknologi visual yang memberikan sensasi gabungan antara alam nyata dan virtual. Pamerannya sendiri memanfaatkan ruang khusus berupa tenda tertutup berukuran 8x6x2,5 meter.
Pengunjung dapat menikmati pertunjukan seni visual imersif yang diulang setiap tujuh menit. Selama itu pula, visualisasi proyektor akan menampilkan gambar bergerak tentang perjalanan sejarah dan fantasi orang-orang Aborigin di masa lampau. Ada juga beberapa gambar tentang alam Australia pada zaman primitif yang ditampilkan.
Ishaq Zamruddin, pengajar dari Madrasah Ibtidaiyah Karakter Mutiara Bunda Bali mengaku baru kali pertama mengunjungi pameran seni dengan teknologi imersif. Menurutnya, model pameran seni atau museum semacam itu sangat penting untuk pendidikan sejarah dan bahasa asing bagi anak didiknya.
"Di sini kami bisa melihat bagaimana penduduk asli Australia pertama kali datang. Lalu, seiring perkembangan waktu, mereka membentuk koloni dan sebagainya," kata Ishaq.
Ada juga Zahra Ratusita, seorang siswi dari SMA Muhammadiyah 1 Denpasar. Dia mengaku terpukau dengan pameran seni atau museum yang menggunakan teknologi imersif itu. Ia pun terkesan dengan tata suara di dalam ruangan tenda tertutup tersebut.
"Jujur, saya belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya. Suara-suaranya sangat nyata sekali, bikin merinding," kata Zahra.
Konsul-Jenderal Australia di Bali Nusra Jo Stevens menuturkan pameran tersebut bertujuan untuk memperkenalkan budaya asli Australia kepada publik di Bali. Selain itu, pameran tersebut juga menyasar turis Australia yang ingin mengenal lebih dekat budaya asli di negaranya.
Baca juga: Liburan Glamor para Turis di Bali |
"Target kami adalah anak-anak muda yang sudah tidak asing dengan teknologi seni imersif. Kami juga ingin mengajak generasi muda untuk menyatu dengan seni," kata Stevens.
Steven menyebut Bali sebagai pusat budaya sehingga tepat menjadi lokasi penyelenggaraan pameran tersebut. Selain itu, kata dia, ada ikatan seni yang kuat antara masyarakat Bali dengan turis asal Australia yang menjadikan Pulau Dewata sebagai destinasi wisata favorit sejak lama.
"Jadi, saya pikir cocok sekali jika pameran ini digelar di sini. Sebelumnya, kami sudah menggelar pameran serupa di Jakarta, Surabaya, dan Makassar," kata Stevens.
Halaman selanjutnya: Pemprov Bali Bakal Terapkan Teknologi Imersif di Museum...
Simak Video "Video: Unyu! Ada Gracia dan Fiony JKT48 Versi Miniatur"
(iws/nor)