Sebanyak 12 seniman kartun atau kartunis memamerkan setidaknya 60an lebih karya kartun mereka pada pameran seni rupa DNA Cartoon Festival. Acara yang digelar oleh komunitas kartunis bernama HOCA (House of Cartoon Mania) itu mengusung tema 'I love you Gudbai'.
"I love you gudbai ini sebenarnya sudah pernah (digelar) di Jakarta. Nah, sekarang dibawa ke Bali. I love you gudbai itu diartikan sebagai perpindahan ibu kota Jakarta ke IKN (Ibukota Negara). Di Bali, temanya sama tapi dengan pengertian yang agak berbeda," kata Gus Dark, salah satu kartunis peserta festival ditemui detikBali, Sabtu (21/10/2023).
Karya kartun yang dipamerkan pada festival tersebut mengusung banyak isu. Mulai dari politik seperti korupsi dan omnibus law; atau isu kemanusiaan, yakni tragedi stadion Kanjuruhan; kehidupan asmara; hingga eksistensi teknologi di dalam kehidupan sehari-hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puluhan lukisan itu juga dibuat dengan pelbagai teknik. Ada teknik lukis dengan menggunakan cat air, digital, hingga menggunakan ampas kopi sebagai media lukis.
Gus Dark sendiri memajang enam karya kartunnya dengan teknik cut out. Salah satu karyanya yang berjudul 'Home Invasion' mengangkat isu kenakalan warga negara asing (WNA) di Bali.
"Jadi, (Home Invasion) itu tentang bule yang masuk desa. Desa itu kan seharusnya (tempat) yang nyaman. Nah, ini bulenya (datang ke Bali) tanpa menghormati kultur, masuk ke Bali seperti pulau tak berpenghuni. Jadi, mereka bisa seenaknya," kata Gus Dark.
Melalui karyanya itu, Gus Dark ingin mengatakan bahwa sudah saat Bali mengucapkan selamat tinggal kepada konsep pariwisata massal atau mass tourism. Dia beralasan supaya Bali lebih teratur.
"Jadi, i love Bali ini bukan hanya ungkapan perasaan. Tapi juga, Bali harus dijaga," imbuhnya.
![]() |
Ditanya soal pembuatan karya kartunnya, Gus Dark mengaku menggunakan teknik cut out. Tehnik cut out adalah cara menghasilkan gambar kartun secara berlapis agar menghasilkan efek visual tiga dimensi.
Efek visual tiga dimensi itu, karya kartun dengan teknik cut out mampu menampilkan sensasi gambar yang berbeda dari yang lain. Karena gambar kartun yang dibuat dengan teknik tersebut nampak menjorok keluar, kartunis perlu memikirkan aspek visual yang ingin ditonjolkan.
"Saya gambar dahulu, kemudian saya visualkan. (Diatur dan digambar dahulu) bagian-bagian mana yang kelihatan menonjol. Jadi, orang melihat seperti tiga dimensi," jelasnya.
Setelah selesai menggambar semua visual di dalam kartunnya, Gus Dark lalu mencetak gambar karakternya secara berulang-ulang. Lalu, disusun dengan menempelkan gambar karakter satu dengan salinan gambar karakter yang ingin ditonjolkan.
Gus Dark mengaku butuh waktu sekitar tiga hari untuk menentukan konsep visual dan gambar hasil jadinya. Pengerjaannya sendiri total memakan waktu hingga lima hari, jika dikerjakan secara penuh waktu.
(nor/nor)