Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menilai kerugian materi akibat kebakaran TPA Suwung tidak seberapa. Menurutnya, yang lebih signifikan adalah kerugian moral. Dia mengakui kesulitan menangani sampah yang sekarang menumpuk di mana-mana.
"Kerugian moral bagaimana kami tidak mampu menangani sampah yang sekarang banyak ada di sudut-sudut kota," ungkapnya, pada Rabu (25/10/2023) di Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Denpasar, Jalan Majapahit Nomor 1 Denpasar, Bali.
Jaya Negara mengakui selama ini Denpasar terlalu menggantungkan penyelesaian permasalahan sampah di TPA Suwung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berterima kasih tadi ada ajakan dari Pak Bupati Badung bagaimana kita ke depannya mengelola sampah ini secara profesional. Tentu, siapapun itu pemerintah pasti menginginkan agar sampahnya dikelola secara profesional," akunya.
Jaya Negara juga mengeklaim berhasil melakukan isolasi di TPA Suwung.
"Hanya ada satu zona yang masih, kalau kami bisa memperkirakan masih 30 persen yang harus kami tangani secara maksimal," imbuhnya.
Sejak TPA Suwung terbakar, luberan sampah terjadi di mana-mana. Salah satunya di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Lumintang.
Hal ini pun dikeluhkan oleh beberapa orang seperti pedagang kuliner hingga orang tua siswa di SDN 22 Dauh Puri Denpasar yang letaknya hanya sepelemparan batu dari TPS.
Distra Maulana (22), salah seorang pedagang jajanan, mengaku setiap harinya dari pukul 10.30-19.00 wita berjualan di dekat kawasan TPS Lumintang.
"Kalau sejauh ini tidak memengaruhi penjualan cuma kadang-kadang baunya itu menyengat," akunya.
Hal serupa juga disampaikan oleh salah satu orang tua siswa di SDN 22 Dauh Puri, Nyoman Artana (54).
Dirinya mengaku selain terganggu dari aroma, pandangan mata pun juga terganggu sebab melihat luberan sampah di TPS tersebut.
"(Harapannya) Paling tidak ditanggulangilah (masalah sampah). Kalau pun tidak ada tempat lain ya di manalah dibuangnya," tandas Artana.
(hsa/hsa)