APPSI Bali Minta Matangkan Kajian Revitalisasi Pasar Induk Gadarata Singasana

APPSI Bali Minta Matangkan Kajian Revitalisasi Pasar Induk Gadarata Singasana

Chairul Amri Simabur - detikBali
Kamis, 19 Okt 2023 20:39 WIB
Konsultasi publik kedua rencana revitalisasi Pasar Induk Gadarata Singasana di Gedung Kesenian I Ketut Maria pada Rabu (18/10/2023). (chairul amri simabur/detikBali)
Konsultasi publik kedua rencana revitalisasi Pasar Induk Gadarata Singasana di Gedung Kesenian I Ketut Maria pada Rabu (18/10/2023). (chairul amri simabur/detikBali)
Tabanan -

Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Bali meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan mematangkan kajian rencana revitalisasi Pasar Induk Gadarata Singasana. Rencana revitalisai tersebut telah dikonsultasikan ke publik sebanyak dua kali.

"Patut menjadi kajian kembali," ujar Ketua APPSI Bali I Made Putrayadi, Kamis (19/10/2023).

Menurut Putrayadi, pada prinsipnya para pedagang yang berjualan sekarang tidak menolak rencana revitalisasi tersebut. Namun, ia menyebut perlunya mempertimbangkan keberadaan para pedagang di ruko-ruko yang berada di pinggir Jalan Gajah Mada dan Jalan Gunung Batur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun pedagang di pinggir jalan itu menjual aneka barang dagangan yang spesifik seperti apotek atau penjual obat-obatan. "Apakah apotek itu nantinya gabung dengan pasar tradisional? Ada juga dealer," sebutnya.

Putrayadi mengungkapkan para pedagang di ruko-ruko Jalan Gajah Mada dan Jalan Batur mengharapkan luasan tempat yang sama agar tidak dirugikan. Bila perlu, sambung Putrayadi, lokasinya sama dengan yang ditempati sekarang. "Diberikan sesuai blok yang sudah ada," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Tempat baru hasil revitalisasi ini memang masih menjadi pertanyaan bagi sejumlah para pedagang, khususnya yang menempati ruko-ruko di pinggir Jalan Gajah Mada dan Gunung Batur. Pemilik Apotek Trimaya, Sagung Ratna Dewi, misalnya. Ia khawatir bila nantinya setelah revitalisasi justru mendapatkan tempat di pasar modern.

"Masak orang mau beli obat sakit kepala datang ke mal?" kata Sagung.

Hal senada disampaikan Yudi, seorang pemilik gerai ponsel yang bersebelahan dengan apotek Trimaya. Ia tidak yakin bisa berjualan sebab bangunan yang disediakan setelah revitalisasi tidak permanen. "Masak saya taruh HP (di tempat tidak permanen). Saya harus melihat dari sisi keamanannya juga," tukasnya.

Sebelumnya, pembangunan ulang pasar di tengah Kota Singasana ini setidaknya akan memerlukan biaya mencapai Rp 1 triliun lebih. Perkiraan biaya tersebut mengacu pada hasil penghitungan dan kajian terbaru setelah tim Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha mendatangi Tabanan beberapa waktu lalu.




(iws/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads