Samsi menjelaskan integrasi dua moda transportasi itu diharapkan dapat saling memasok penumpang. Menurutnya, LRT dapat mengangkut 300 orang sekali jalan.
"Antara Trans Metro Dewata dan LRT harus saling mendukung. Jadi, nanti Trans Metro Dewata dapat muatan dari LRT. Dan LRT dapat muatan dari Trans Metro Dewata," kata Samsi di kantor Dinas Pariwisata Bali, Jumat (6/10/2023).
Samsi menegaskan Pemerintah Provinsi Bali juga akan tetap meningkatkan kualitas TMD dalam melayani penumpangnya. Ia mengakui jalur trayek atau rute yang dilalui TMD saat ini masih terlalu ruwet. Banyak yang meminta agar TMD dipindahkan ke rute yang sering dilalui masyarakat.
"Memang harus kami evaluasi. Supaya lebih enak connecting-nya. Saya juga mau geser (trayek) Trans Sarbagita," tandas Samsi.
LRT Bali yang rencananya dibangun di bawah tanah atau underground bakal membentang sepanjang 20 kilometer (km) dari Bandara I Gusti Ngurah Rai sampai ke Canggu. Adapun, lintasan LRT akan dibagi ke dalam tiga tahapan, yakni fase 1 (Bandara Ngurah Rai-Seminyak), fase 2 (Seminyak-Canggu), dan fase 3 (Canggu-Mengwi).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebut groundbreaking proyek LRT Bali ditargetkan dimulai awal 2024. Menurutnya, kajian terkait proyek ini sudah lama dilakukan. Hanya saja, terhenti karena pandemi COVID-19 dan kini pemerintah ingin melanjutkannya.
"Kami berharap groundbreaking itu early next year, awal tahun depan bisa groundbreaking. Karena itu studinya lama dilakukan, tapi terhenti COVID-19," ujar Luhut di Istana, Jakarta Pusat, Rabu (27/9/2023).
Luhut menyebut proyek LRT Bali menjadi penting karena Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai diperkirakan melayani 24 juta penumpang pada 2026. "Tahun 2026 itu Airport Ngurah Rai akan stuck karena penumpang akan 24 juta pada waktu itu," kata Luhut.
(iws/nor)