Kepala Dinas Kesehatan Bali I Nyoman Gede Anom mengatakan Bali akan menerima kiriman 80 ribu dosis vaksin antirabies (VAR) untuk manusia dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Saat ini, Bali sudah menerima 10 ribu dari 80 ribu dosis VAR yang akan didistribusikan.
"Kemenkes sudah membantu lagi untuk VAR, sebanyak 80 ribu (dosis). Agustus ini dikasih kita 10 ribu dosis," kata Anom di Denpasar, Rabu (23/8/2022).
Anom mengatakan puluhan ribu dosis VAR itu adalah upaya pencegahan. Artinya, orang yang tergigit anjing, dapat langsung diberikan suntikan VAR tanpa menunggu adanya gejala rabies yang kerap muncul dua bulan setelah gigitan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi, penanganan rabies dengan VAR untuk anjing saat ini masih 70 persen. Berarti, 30 persen dari jumlah populasi anjing di Bali, masih berpotensi menularkan rabies kepada manusia.
"Masih ada 30 persen (jumlah populasi) anjing yang belum (divaksin rabies) masih ada potensi rabies. Maka dari itu kami siapkan vaksin rabies untuk manusia. Pasti siap, kami. Setiap orang yang digigit anjing, segera di(suntik) VAR. Kami siapkan VAR gratis," kata Anom.
Meski begitu, Anom bersyukur kesadaran masyarakat akan bahaya rabies tergolong tinggi. Dia menyebut stok VAR sebanyak 30 ribu dari Kemenkes sejak Juni lalu, kini sudah habis digunakan.
Sementara, data untuk jumlah orang di Bali yang tergigit anjing sebanyak 41 ribu. Dari jumlah itu, sebanyak 29 ribu orang sudah divaksin dengan empat kali suntikan per individu.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Australia menghibahkan 400 ribu dosis vaksin antirabies (VAR) untuk anjing kepada pemerintah Indonesia. Sebanyak 200 ribu dari jumlah vaksin itu akan didistribusikan ke Bali dan sisanya, ke Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dengan kiriman dosis VAR sebanyak itu, maka stok VAR untuk anjing di Bali berjumlah 680 ribu dosis. Jumlah sebanyak itu dinilai cukup untuk memvaksin seluruh populasi anjing di Bali.
(dpw/nor)