Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP), Sumatera Selatan (Sumsel), menyalurkan 10 ribu dosis vaksin ke 17 kabupaten/kota di Sumsel untuk mencegah penyakit mulut dan kuku (PMK). Vaksin diberikan untuk hewan ternak sapi dan kerbau.
Kepala DKPP Sumsel Ruzuan Effendi mengatakan vaksin yang diberikan tidak mencakup seluruh populasi sapi dan kerbau yang ada di Sumsel.
"Sudah kita salurkan vaksin sebanyak 10 ribu dosis ke seluruh 17 kabupaten/kota di Sumsel. Tentunya tidak mencukupi untuk seluruhnya, sehingga kami berharap para peternak juga bisa memberi vaksin secara mandiri ke hewan ternaknya," ujarnya, Sabtu (18/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ruzuan menyebut, pemberian vaksin di setiap daerah menyesuaikan dengan jumlah populasi sapi dan kerbau. Di Sumsel, ada sekitar 300 ribuan sapi dan ternak, terbanyak di OKU Timur yang mencapai 64 ribuan ekor, Banyuasin 46 ribuan ekor, OKI 36 ribuan ekor, Muba 24 ribuan ekor, dan lainnya.
"Pembagian dosis vaksin ini menyesuaikan dengan jumlah populasi hewan ternak, terbanyak di OKU Timur," jelasnya.
Dia juga meminta peternak membantu pemerintah dalam upaya menekan penyebaran hewan pembawa penyakit masuk ke Sumsel melalui kelengkapan dokumen SKKH (surat keterangan kesehatan hewan).
Baca juga: Gejala PMK Terdeteksi pada Sapi di Ogan Ilir |
Menurutnya, peternak atau pengusaha punya anggaran untuk perawatan hewan ternak. Selain memberi vaksin, pihaknya juga telah menyosialisasikan dan mengeluarkan surat edaran terkait PMK dan penyebaran penyakit yang terjadi pada musim pancaroba pada November 2024 lalu.
"Kita imbau juga masyarakat ikut membantu memperketat lalu lintas hewan ternak. Kemudian rajin membersihkan kandang hewan, melakukan disinfektan dan memberi vitamin atau obat-obatan kepada hewannya agar sehat," katanya
Dia juga meminta masyarakat tak panik terhadap PMK Ini. Terlebih, risiko kematian terhadap hewan yang terdampak sangat minim. Wilayah Sumsel pernah terdampak PMK pada 2022 lalu, di mana jumlah hewan ternak terpapar sebanyak 300-an ekor
(csb/csb)