Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali mengeklaim stok vaksin antirabies (VAR) cukup sampai akhir tahun ini. Stok VAR di Pulau Dewata mencapai 123.767 vial.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang P2P Dinkes Bali, Anak Agung Sagung Mas Dwipayani, mengeklaim stok VAR cukup sampai akhir 2025. "Stok VAR di provinsi (Bali) sangat mencukupi sampai akhir tahun," ujar tuturnya kepada detikBali, Rabu (23/10/2024).
Dinkes Bali memiliki dua jenis vaksin, Rabivax dan Verorab. Namun, tak seluruh daerah di Bali memiliki Verorab, antara lain Buleleng, Bangli, dan Klungkung. Adapun, seluruh daerah di Pulau Dewata memiliki stok vaksin Rabivax.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sagung menjelaskan kabupaten/kota di Bali sebetulnya memiliki anggaran pengadaan VAR. Namun, apabila kurang, kabupaten/kota bisa meminta VAR dan serum antirabies (SAR) kepada Dinkes Bali.
Sagung mengeklaim Dinkes terus mencegah penyebaran penyakit anjing gila tersebut. Dinkes juga berkolaborasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dan pihak terkait.
Sebelumnya, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Bali berencana untuk menyuntik mati anjing yang positif rabies. Namun, rencana itu sempat menimbulkan kegaduhan karena narasi yang tersebar di media sosial adalah eliminasi dilakukan untuk anjing liar.
"Kami melakukan tindakan eliminasi pada anjing yang positif rabies," ujar Ketua PHDI Bali Dewa Made Anom, Selasa (15/10/2024).
Anom menjelaskan anjing yang positif rabies sudah tidak bisa disembuhkan karena itu akan dieliminasi. Jika dibiarkan, justru membuat anjing itu tersiksa.
(gsp/nor)