Sepanjang Januari hingga Juni 2023, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar mencatat ada 457 kasus HIV AIDS. Adapun jumlah kasus HIV sebanyak 280 dan AIDS 177.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar Anak Agung Ayu Agung Candrawati mengatakan jumlah kasus pada semester I 2023 sudah mencapai setengah dari jumlah kasus tahun lalu. Pada 2022 tercatat ada 806 kasus dengan rincian HIV 531 dan AIDS 275.
"Artinya belum berhasil mengendalikan kasus baru HIV AIDS karena idealnya kan tidak ditemukan kasus baru. Tapi, kami juga tidak bisa mengontrol keinginan masyarakat," ujarnya, Senin (14/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menuturkan berdasarkan kelompok risiko dari 1987-Juni 2023, kasus HIV AIDS tercatat 9.646 laki-laki dan 5.523 perempuan. Sementara, menurut kelompok umur didominasi usia produktif. Dengan rincian, laki-laki usia 20-29 tahun sebanyak 3.553 dan perempuan 2.121.
Selanjutnya, laki-laki usia 30-39 tahun sebanyak 3.284 dan perempuan 1.863. "Kebanyakan kasus HIV AIDS dari 1987 sampai Juni 2023 ditemukan pada pelaku heteroseksual sekitar 10.888 dan homoseksual 3.004," terangnya.
Candrawati mengungkapkan banyak kasus terungkap karena masyarakat berisiko HIV AIDS berani melapor atau memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. "Penemuan kasus dari faskes juga lebih gencar. Dari faskes yang melakukan pemeriksaan dan visiting, penemuan kasus lebih banyak," ujarnya.
Meskipun demikian, ia tak menampik masih ada kasus HIV AIDS yang belum bisa dideteksi. Untuk itu, Dinkes Denpasar menghadirkan 35 fasyankes yang memberikan konseling dan tes HIV AIDS, 28 fasyankes memberikan pengobatan ARV, 5 laboratorium, dan 1 Abbott rujukan tes viral load HIV.
Dinkes Denpasar juga telah menyiapkan beragam upaya mencegah penyebaran HIV AIDS. "Kami punya KSPAN (Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba) di masing-masing sekolah dari SMP sampai SMA. Jadi, ada penyuluhan tentang HIV AIDS kepada anak-anak supaya lebih mengenal tentang HIV AIDS dan narkoba," paparnya.
Selain itu, saat ini ada Kader Desa Peduli AIDS dan Narkoba (KDPAN) yang tersebar di 43 desa di Denpasar. Mereka bertugas memberikan sosialisasi perihal HIV AIDS di lingkungan masyarakat.
"Kami berharap baik masyarakat, siswa, stakeholder, Komisi Penanggulangan AIDS bersama-sama berupaya memberikan edukasi (soal HIV AIDS)," ujarnya.
Ia pun mengingatkan agar masyarakat berisiko HIV AIDS dapat segera melakukan pemeriksaan. "Kalau sudah terbukti (mengidap) HIV AIDS haruslah melakukan pengobatan secara teratur agar tidak menularkan ke orang lain. Sehingga eliminasi HIV AIDS di 2030 bisa dicapai," imbuhnya.
(irb/iws)