- 1. Bayi Tertukar Setahun Lamanya
- 2. Kecurigaan dari Gelang yang Tertukar
- 3. RS Disebut Tak Bertindak Cepat
- 4. Bayi Siti Dites DNA
- 5. Polisi Selidiki
- 6. Polisi Cari Jalan Terbaik
- 7. RS Klaim Terima Informasi Bayi Tertukar Setelah 11 Bulan
- 8. RS Beberkan Hasil Tes DNA Siti dan Bayinya
- 9. Alasan Ibu Asli Bayi Siti Enggan Tes DNA
Karena tak kunjung mendapat kejelasan dari RS Sentosa Bogor, Siti melapor ke Unit PPA Polres Bogor. Berikut fakta-fakta bayi tertukar selama setahun di Bogor.
1. Bayi Tertukar Setahun Lamanya
Dikutip dari detikNews, kuasa hukum Siti, Rusdy Ridho mengatakan bayi Siti Mauliah itu tertukar setahun yang lalu. Bayi itu dilahirkan pada 18 Juli 2022.
"Jadi tahun lalu, 18 Juli 2022, klien saya Siti Mauliah itu melahirkan secara caesar di rumah sakit. Hari pertama masih disusui. Ketika hari keduanya dikasih bayi lagi, sudah merasa aneh karena secara psikologis mungkin merasa beda pas nyusui di hari kedua," kata Rusdy Ridho, saat dihubungi, Kamis (10/8/2023).
Siti melahirkan bayinya secara caesar. Tiga hari setelah persalinan, Siti kemudian pulang.
2. Kecurigaan dari Gelang yang Tertukar
Pada hari ketiga setelah melahirkan, Siti hendak pulang. Ketika itu, Rusdy mengatakan seorang suster menanyakan kepada kliennya perihal nama pasien.
"Kemudian, hari ketiga, ketika mau pulang, susternya menanyakan 'Ini atas nama ibu yang pasien B ya?' (dijawab) 'Oh nggak, atas nama Ibu Siti Mauliah'. Di situ mulai tertukar ternyata gelangnya. Namun, saat itu suster bilang ini cuma jatuh aja atau tertukar (gelangnya)," jelas Rusdy.
Suster rumah sakit kembali menanyakan soal gelang. Namun, saat itu suster menyebut gelang bayi milik Siti Mauliah tertukar.
"Di situ mulai tertukar ternyata gelangnya. Namun, saat itu suster bilang ini cuma jatuh aja atau tertukar. Ketika dia pulang, suster datang lagi keesokan harinya menanyakan perihal gelang," ungkapnya.
3. RS Disebut Tak Bertindak Cepat
Menurut Rusdy, persoalan ini tidak akan berlarut-larut hingga setahun lamanya. Pihak rumah sakit hanya menyatakan gelang milik bayi Siti telah tertukar.
"Sebenarnya kalau dari awal pihak RS memberitahukan betul terjadi ada bayi tertukar, ini kan nggak berlarut-larut. Cuman ini kan ketika itu, suster tidak menyebutkan bayi tertukar, hanya gelang saja yang tertukar," ujarnya.
"Setelah itu manajemen dari RS ini yang berlarut-larut, tidak ada tindakan cepat, sehingga kasus tertukar ini sampai setahun lebih," katanya.
Baca juga: Sederet Fakta Operasi Bayi 'Berkaki Enam' |
4. Bayi Siti Dites DNA
Merasa penasaran, Siti Mauliah pun melakukan tes DNA. Tes DNA dilakukan dua bulan lalu setelah Siti mendapat pendampingan kuasa hukum.
"Sudah, rumah sakit sudah melakukan mediasi, tapi kan masih praduga, karena yang baru tes DNA baru pihak klien saya aja. Hasilnya betul bukan anak dia, kalau pihak satu lagi belum tes DNA," imbuhnya
5. Polisi Selidiki
Kasi Humas Polres Bogor Iptu Desi Triana mengatakan Siti kini telah melaporkan kasus tersebut. Kasus bayi yang tertukar ini kini diselidiki polisi.
"Surat baru masuk diterima PPA," kata Desi, Kamis (10/8/2023).
Desi mengatakan saat ini laporan tersebut masih dalam proses penyelidikan. Polisi akan menyampaikan informasi lebih lanjut soal penyelidikan kasus ini.
6. Polisi Cari Jalan Terbaik
Polisi menggelar audiensi dengan pihak keluarga Siti Mauliah pada Jumat (11/8/2023). Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Yohannes Redhoi Sigiro menyampaikan bahwa tidak tertutup kemungkinan nantinya kasus berakhir damai bila diinginkan. Sebab, menurutnya, tujuan audiensi tersebut adalah mencari solusi yang terbaik.
"Terakhir, bahwa di dalam hukum pidana ada restorative justice. Saya tidak menutup kemungkinan, tidak menghalangi, apabila di dalam proses yang dilaksanakan misalnya diundang nanti dari pihak sebelah, kemudian mau ada upaya pertemuan secara kesadaran, kami tidak akan menghalangi," ungkapnya.
"Itu juga akan lebih baik terutama untuk psikologi anak. Kami juga berharap kita satu visi misi. Misi kita bukan memenjarakan, tapi mencari solusi yang terbaik," lanjut Giro.
7. RS Klaim Terima Informasi Bayi Tertukar Setelah 11 Bulan
RS Sentosa Bogor mengatakan baru mendapatkan informasi bayi Siti tertukar setelah 11 bulan. Kejadian itu terjadi pada Juni 2022.
"Jadi rumah sakit itu baru mengetahui peristiwa bahwa ada bayi tertukar itu setelah kejadian 11 bulan. Jadi ini kan kejadian yang terjadi sekitar tahun 2022, dan rumah sakit baru mengetahui di bulan Mei 2023," kata staf legal RS Sentosa Bogor, Gregg Djako, Sabtu (12/8/2023).
"Jadi informasi ini baru ketahuan setelah Ibu Siti kemudian datang sampai bertemu dengan manajemen sekitar bulan Mei di 2023," sambungnya.
Pihak RS, lanjut Gregg, telah mengupayakan beberapa cara. Saat pertama mendapatkan kabar tersebut, jajaran RS langsung mengadakan rapat membahas hal tersebut.
"Hari berikutnya langsung memanggil Ibu Siti untuk kemudian didengarkan informasinya, dan langkah selanjutnya memeriksa dokumen karena kejadian satu tahun sebelumnya," ungkapnya.
8. RS Beberkan Hasil Tes DNA Siti dan Bayinya
RS Sentosa Bogor memfasilitasi Siti untuk tes darah dan DNA. Hasilnya, tes darah identik. Kemudian hasil tes DNA diketahui antara Siti dan bayinya tersebut tidak identik.
"Kalau memang ada dugaan tertukar kan harus ada dua bayi. Kemudian rumah sakit melakukan langkah lebih lanjut terhadap ibu tadi dengan memfasilitasi tes darah waktu itu dan ternyata identik, dan dilanjutkan dengan tesDNA, rumah sakit memfasilitasi. Hasilnya kemudian memang tidak identik, sehingga rumah sakit merasa perlu untuk melakukan tes dengan ibu yang lain," terangnya.
9. Alasan Ibu Asli Bayi Siti Enggan Tes DNA
Pihak keluarga diduga ibu asli bayi Siti belum bersedia melakukan tes DNA. RS Sentosa Bogor mengungkap alasan mengapa keluarga tersebut belum bersedia tes DNA.
"Alasan belum bersedia itu terkait mental yang belum siap, dan tidak siap," kata staf legal RS Sentosa Bogor Gregg Djako, Sabtu (12/8/2023).
Pihak RS sudah mempertemukan Siti dengan keluarga Ibu B (yang diduga tertukar dengan Siti). Hasil tes DNA Siti dengan bayinya pun telah ditunjukkan.
"Jadi untuk Ibu B, setelah rumah sakit menawarkan saat itu bahwa ini, dan kami membacakan hasilnya tes DNA itu di hadapan Ibu B dan keluarga, dan di hadapan Ibu Siti dan keluarga. Kita menyampaikan hasilnya itu secara terang-benderang dan terbuka. Supaya sesuai dengan niat awal kita bahwa kasus ini harus dibuka secara terang-benderang. Jadi kita juga harus menawarkan solusinya seperti apa," ungkapnya.
Namun ternyata pihak Ibu B mengatakan belum siap. Pihak RS telah kembali mengirim surat agar Ibu B bersedia untuk tes DNA.
"Tapi kemudian yang jadi kendala adalah Ibu B ternyata menyatakan sampai dengan saat ini, waktu itu dia menyampaikan bahwa secara mental dan psikologis belum siap, rumah sakit menghargai itu. Kemudian satu minggu setelah itu, rumah sakit berkomunikasi, telepon, tapi tetap melalui lawyer-nya menyatakan belum bersedia," ungkap Gregg.
"Kami menyurati menyampaikan bahwa rumah sakit meminta ibu sendiri untuk menunjuk lembaga laboratorium tesnya. Nanti diinfokan ke rumah sakit, dan rumah sakit akan memfasilitasinya. Rumah sakit tidak mendiamkan, tidak menutupi, dan ingin agar kasus ini harus diselesaikan secara kekeluargaan dan baik-baik," sambungnya.
(nor/irb)