Pertama, anjing liar di Jembrana mengamuk dan menyerang hewan peliharaan warga. Kedua, anjing liar menggigit 14 warga di Bangli. Berikut ini fakta-fakta terkait merebaknya penyakit anjing gila itu.
Anjing Bunuh Kucing-Ayam Warga
Seekor anjing milik warga di Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, menyerang sejumlah hewan peliharaan warga secara tiba-tiba, Senin malam (19/6/2023). Anjing agresif itu milik warga setempat bernama Ni Putu Partini (28).
Dia menjelaskan anjing berubah perilaku sejak dua hari lalu. Saat itu, tiba-tiba menyerang anjing, kucing, dan ayam tetangga.
"Anjing ini tidak pernah keluar rumah, tetapi tiba-tiba galak, dan sudah membunuh seekor kucing dan ayam milik saya," ungkap Partini, Selasa (20/6/2023).
Partini juga menjelaskan pada Senin pagi anjingnya sempat mengejar dan hendak menggigit warga. Beruntung, anjing tersebut hanya berhasil menggigit ban belakang sepeda motor.
Lantaran perilaku yang makin meresahkan, akhirnya pada Senin malam petugas melakukan eliminasi atau membunuh anjing tersebut.
Partini juga menambahkan di lingkungan sekitar rumahnya itu memang banyak anjing liar yang berkeliaran. Bahkan, anjing di wilayahnya itu sangat agresif dan sering mengejar sepeda motor saat melintas.
14 Warga Bangli Digigit Anjing
Seekor anjing liar menggigit 14 warga Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani, Bangli, Bali. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangli memastikan 14 orang itu langsung disuntik vaksin antirabies (VAR).
Kepala Dinkes Bangli Nyoman Arsana membenarkan insiden tersebut terjadi pada Minggu (18/6/2023). Dia mengatakan 14 warga korban gigitan anjing liar itu juga sudah ditangani puskesmas.
"Syukurnya belasan warga korban gigitan anjing sudah mendapatkan vaksin anti-rabies di Puskesmas Kintamani. Awalnya, kami terima laporan enam orang kena gigitan anjing liar. Setelah dipastikan ada 14 orang," ujar Arsana, Selasa (20/6/2023).
Warga yang digigit sebagian besar berusia dewasa. Mereka mendapat gigitan di kaki dan tangan. Diharapkan, kasus gigitan anjing liar ini tidak menimbulkan korban jiwa.
"Kami sudah lakukan penanganan sesuai petunjuk standar nasional dan provinsi. Pembersihan luka terlebih dahulu sebelum divaksin," imbuh Arsana.
Untuk mengantisipasi lonjakan kasus gigitan anjing liar, Dinkes Bangli menyiapkan pasokan vaksin anti-rabies (VAR) yang mencapai 2.300 vial.
"Alokasi vaksin terpantau mencukupi, di (gudang) dinas ada 2.300 vial. Kemudian, semua puskesmas sudah kami bagi. Kami pantau, rata-rata masih cukup," Arsana, Selasa (20/6/2023).
56 Anjing di Karangasem Positif Rabies
Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Karangasem mencatat 539 kasus gigitan anjing sejak Januari hingga pertengahan Juni 2023. Dari jumlah itu, di antaranya 56 kasus gigitan anjing positif rabies.
Kepala Distan, Pangan, dan Perikanan Karangasem I Nyoman Siki Ngurah mengatakan jumlah kasus gigitan anjing di wilayahnya tidak lebih tinggi dibandingkan kabupaten lain di Bali.
Namun, ia menegaskan tidak akan lengah dan akan terus berupaya mencegah penyebaran rabies melalui vaksinasi HPR, anjing maupun kucing, dan kera.
"Dari 539 kasus gigitan anjing, di antaranya 56 positif rabies. Berarti sekitar 10 persen saja. Angka itu bisa dibilang tidak terlalu tinggi," ujar Siki, Selasa (20/6/2023).
Siki melanjutkan saat ini terus menggencarkan vaksinasi anjing liar maupun anjing peliharaan. Tercatat, dari populasi anjing sebanyak 77.092 ekor yang ada di Karangasem, di antaranya 34 ribu ekor anjing sudah divaksinasi.
Siki mengaku menemui kendala dalam vaksinasi rabies, yakni keterbatasan pasokan vaksin yang sedang menipis di Karangasem. Pun begitu, ia sudah berkoordinasi dengan Distan Bali untuk segera menambah pasokan vaksin rabies.
"Untuk stok, sebenarnya masih aman, di mana saat ini masih tersisa sekitar 1.000 vial vaksin. Namun, jumlahnya jika digunakan untuk turun ke lapangan dalam beberapa hari pasti sudah habis," terang Siki.
(nor/gsp)