Bocah 5 Tahun Suspek Rabies Meninggal, Kadiskes 'Salahkan' Warga

Buleleng

Bocah 5 Tahun Suspek Rabies Meninggal, Kadiskes 'Salahkan' Warga

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Selasa, 13 Jun 2023 16:27 WIB
Kadiskes Buleleng Sucipto membenarkan kasus kematian suspek rabies bocah berusia 5 tahun asal Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali.
Foto: Kadiskes Buleleng Sucipto membenarkan kasus kematian suspek rabies bocah berusia 5 tahun asal Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali. (Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Buleleng -

Bocah perempuan berusia lima tahun meninggal dunia dengan status suspek rabies di RSUD Buleleng, Minggu (11/6/2023). Bocah asal Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, itu memiliki riwayat digigit anjing peliharaannya sekitar satu bulan lalu.

Sayangnya, seusai digigit ia tidak langsung dibawa ke rumah sakit. Lukanya hanya dibersihkan menggunakan sabun dan air mengalir. Sebab, orang tuanya menilai luka yang diderita hanya luka gores berukuran kecil. Walhasil, bocah malang tersebut tidak mendapatkan vaksin antirabies (VAR).

Hal ini pun disayangkan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Buleleng Sucipto. Ia menyayangkan masyarakat yang masih abai dan meremehkan gigitan hewan penular rabies (HPR) seperti anjing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal VAR sudah tersedia di Rabies Center yang mencakup seluruh Puskesmas dan rumah sakit pemerintah di Kabupaten Buleleng.

"Terus terang kami sangat menyayangkan sekali ini terjadi lagi. Karena kami sudah menyediakan vaksinasi di semua Rabies Center," kata Sucipto, Selasa (13/6/2023).

ADVERTISEMENT

Dia mengakui kasus gigitan anjing di Buleleng belakangan meningkat. Untuk itu, Sucipto mengimbau masyarakat yang memiliki anjing peliharaan agar rutin melakukan vaksinasi ke dokter hewan maupun ke Dinas Pertanian (Distan).

"Kepada masyarakat khususnya yang memiliki anjing agar mendapat vaksinasi ke dokter hewan atau Dinas Pertanian, sehingga anak, keluarga maupun tetangga bisa terhindar dari rabies. Selain itu, waspada juga terhadap anjing liar," jelas Sucipto.

Sebagai langkah antisipasi rabies, Sucipto mengaku akan gencar melakukan sosialisasi rabies ke masyarakat dan anak sekolah.

Sosialisasi itu berkaitan dengan tindakan awal yang harus dilakukan jika tergigit hewan penular rabies, pelaporan kasus gigitan ke fasilitas kesehatan, dan pola pemeliharaan anjing.

"Puskesmas (juga harus) menguatkan sinergi dengan dokter hewan setempat, perangkat kelurahan, dan stakeholder terkait untuk bisa bekerja terintegrasi terkait pengendalian rabies di wilayah kerja," tandas Sucipto.




(hsa/gsp)

Hide Ads