Sebanyak 514 siswa tercatat mengikuti program Kejar Paket B dan Kejar Paket C di Jembrana, Bali, pada tahun ini. Mereka tersebar di sejumlah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Jembrana I Gusti Putu Anom Saputra menuturkan terdapat 77 peserta Kejar Paket B yang tersebar di tiga PKBM. "PKBM Widya Sastra memiliki 24 siswa, PKBM Bhatara 11 siswa, dan PKBM Nuris 42 siswa," tutur Anom, Jumat (19/5/2023).
Anom menuturkan untuk murid yang mengikuti Kejar Paket C berjumlah 437 orang. Rinciannya, Satuan Pendidikan Non Formal Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF SKB) Jembrana 206 siswa, PKBM Nuris (78), PKBM Widya Sastra (84), PKBM Dharma Sastra (20), dan PKBM Bhatara (49).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anom menerangkan para siswa Kejar Paket C dan Kejar Paket B tidak hanya remaja yang baru putus sekolah. Para peserta program tersebut ada juga yang berasal dari kalangan orang dewasa.
"Salah satu alasannya karena tuntutan pekerjaan," kata Anom.
Anom mengungkapkan penyebab masih tingginya angka putus sekolah di Jembrana adalah ekonomi. Contohnya, salah satu siswa program Kejar Paket di Desa Pengambengan memilih tidak melanjutkan pendidikannya karena menjadi nelayan.
Anom meminta sekolah melaporkan siswanya yang putus sekolah. Tujuannya, agar Dinas Pendidikan mengetahui dan bisa mengarahkan mereka melanjutkan pendidikan melalui program Kejar Paket B dan Kejar Paket C.
Dinas Pendidikan, Anom melanjutkan, juga mengimbau agar orang tua siswa berupaya agar anaknya tetap melanjutkan pendidikan. "Apabila tetap tidak melanjutkan sekolah, solusinya mengikuti Kejar Paket," tuturnya.
(gsp/efr)