Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah merancang pembangunan pelabuhan bertaraf internasional di Pengambengan, Negara, Jembrana, Bali. Sekitar 170 hektare lautan bakal direklamasi demi Pelabuhan Pengambengan.
Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan Andi Mannojengi mengatakan saat ini, proses pembangunan pelabuhan tengah memasuki tahap kajian Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).
Jika tidak ada aral melintang, sambung Andi, pelabuhan baru di barat Pulau Bali itu akan rampung pada 2026 mendatang. Adapun, anggaran yang disiapkan untuk pelabuhan baru yang akan menampung pindahan Pelabuhan Benoa tersebut diperkirakan sebesar Rp 800 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Progresnya dalam tahap Amdal. Setelah Amdal baru ada pelelangan konsultan," ujar Andi di Kuta, Badung, Bali, Senin (8/5/2023).
Sejauh ini, tidak ada kendala dalam rancangan pembangunan Pelabuhan Pengambengan. Kalau pun ada, yaitu dana. "Kalau ada uang, akan cepat dikerjakan," lanjutnya.
Terkait reklamasi laut seluas 170 Ha, Andi memastikan tidak akan mengganggu ekosistem biota laut. Mengingat, daerahnya sudah dikhususkan untuk kawasan industri.
Selain itu, ia mengeklaim tidak ada penolakan dari warga setempat. "Semua mendukung, karena memang seharusnya pelabuhan wisata itu terpisah dengan perikanan dan Pelabuhan Benoa dirancang sebagai maritime tourism. Sementara, Pelabuhan Pengambengan khusus industri perikanan," terang dia.
Saat ini, Pelabuhan Benoa mampu menampung sekitar 1.000an kapal ikan. Nantinya, Pelabuhan Pengambengan diproyeksikan berkapasitas dua kali dari jumlah kapal yang ditampung di Pelabuhan Benoa. "Lahan Benoa 30 Ha, khusus perikanan kapasitas luasnya Pengambengan akan dua kali lipat," imbuhnya.
Menanggapi itu, Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono berharap sudah ada konstruksi di Pengambengan. "Sementara belum mulai, Pelabuhan Benoa masih bisa difungsikan dan aktivitas di Benoa nantinya digeser ke sana (Pengambengan)," tandasnya.
(BIR/iws)