Ditolak Luhut, Koster Ngotot Ingin Bangun Terminal LNG Sanur

Denpasar

Ditolak Luhut, Koster Ngotot Ingin Bangun Terminal LNG Sanur

Aryo Mahendro - detikBali
Jumat, 14 Apr 2023 13:34 WIB
Gubernur Bali Wayan Koster di rumah dinasnya, Denpasar, Jumat (14/4/2023).
Gubernur Bali Wayan Koster di rumah dinasnya, Denpasar, Jumat (14/4/2023). Foto: Aryo Mahendro/detikBali
Denpasar -

Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan sudah kembali berkoordinasi soal terminal liquid natural gas (LNG) di kawasan mangrove Sanur, Denpasar. Koster mengaku sudah mengirim semua hasil analisis data dan studi kelayakan, tapi belum mendapat balasan atas upaya koordinasi itu.

"(Tindak lanjut LNG Sanur) masih berkoordinasi lagi. Saya kira sedang dikaji. Kami berikan kesempatan bagi Pak Menko dan tim mempelajari studi kelayakan yang sudah dilakukan, termasuk kesiapan untuk analisis data," kata Koster di rumah dinasnya, Denpasar, Jumat (14/4/2023).

Ditanya soal penolakan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada upaya pengajuan awal, Koster menyebut tidak tahu alasannya. Yang jelas, dia berharap Luhut memberikan lampu hijau terkait rencana pembangunan LNG Sanur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Kenapa ditolak Luhut) penolakannya sudah lama. Tapi, (alasan penolakannya) saya nggak tahu," ucapnya.

Menurut Koster, pembangunan LNG akan berdampak positif bagi Bali, khususnya kawasan Sanur. Ia menjelaskan Bali membutuhkan kemandirian energi bersih dan peningkatan daya saing pariwisata dari LNG Sanur tersebut.

Apalagi, lanjutnya, sudah ada kesepakatan antara Pemerintah Kota Denpasar dan masyarakat dari empat desa di kawasan Sanur. Karenanya, meski belum mendapat balasan dari pemerintah pusat, Koster optimistis proyek LNG Sidakarya akan terealisasi sembari tetap melakukan persiapan.

"Jadi tidak ada problem apa-apa. Kepentingan Bali adalah mandiri energi dengan energi bersih, sekaligus untuk meningkatkan daya saing pariwisata Bali," tegasnya.

Seperti diberitakan, Menko Luhut tidak merekomendasikan pembangunan proyek terminal LNG itu kepada PT Dewata Energi Bersih. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bali juga bersikap kontra dan mendesak Koster menuruti arahan tersebut.




(irb/gsp)

Hide Ads