BEM FKH Unud Sebut Bayar SPI hingga Rp 136 Juta tapi Fasilitas Minim

BEM FKH Unud Sebut Bayar SPI hingga Rp 136 Juta tapi Fasilitas Minim

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Rabu, 15 Mar 2023 14:03 WIB
Ketua BEM Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Alvin Limanto (21) di Auditorium Widya Sabha, Jalan Raya Kampus Unud Jimbaran, Bali, Rabu (15/3/2023). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Foto: Ketua BEM Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Alvin Limanto (21) di Auditorium Widya Sabha, Jalan Raya Kampus Unud Jimbaran, Bali, Rabu (15/3/2023). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Udayana (Unud) Alvin Limanto (21) mengeklaim dana Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) yang dibayar cukup besar. Yakni, mencapai Rp 136 juta per mahasiswa. Namun, fasilitas yang didapat mahasiswa tidak sebanding.

Menurut Alvin, dari periode 2018-2022 rata-rata yang disetorkan mahasiswa berkisar Rp 15 juta-Rp 136 juta.

"Kami mengambil data dari empat angkatan di angkatan tahun 2018-2022. Di satu angkatan kurang lebih ada 150 mahasiswa dan yang bayar SPI jalur mandiri sekitar 30-40 mahasiswa di setiap angkatan," ucap Alvin, Rabu (15/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, pembayaran SPI mahasiswa bervariasi dan tergantung dari kemampuan finansial orang tua mahasiswa.

Alvin mengatakan, rata-rata alasan mahasiswa membayarkan SPI dengan nominal tinggi karena berpikir bahwa nominal SPI berbanding lurus dengan peluang masuk FKH Unud.

ADVERTISEMENT

"Seperti diketahui Fakultas Kedokteran Hewan tidak banyak ada dan yang terakreditasi A tidak sampai dengan 10. Salah satunya Universitas Udayana dan satu-satunya di Bali," katanya.

Ketika disinggung apakah dengan pembayaran SPI dengan nominal tinggi akan menjamin calon mahasiswa tersebut diterima, Alvin pun tak bisa berkomentar banyak.

"Tetapi, yang pasti terkait dengan pembayaran tidak ada jaminan pasti dan tidak ada keterbukaan. Jadi, kemarin teman-teman mahasiswa memberikan tuntunan terkait transparansi. Itu saja yang kami minta, bukan penghapusan SPI," terangnya.

Alvin dan rekan-rekannya mengaku SPI sejatinya memang dibutuhkan oleh kampus. Hanya saja, mahasiswa menuntut agar Unud dapat lebih transparan. Yakni, menjelaskan fungsi dan penggunaan SPI tersebut.

Di sisi lain, Alvin mengatakan, tingginya SPI belum sebanding dengan fasilitas mahasiswa rasakan selama berkuliah.

"Akses jalan saja untuk ke FKH belum diaspal dan jalannya cukup rawan. Kami FKH dan otomatis kami membutuhkan RS hewan pendidikan tetapi, sampai dengan sekarang belum ada perkembangan. Kami dijanjikan akan dibangunkan RS hewan bertaraf internasional tapi sampai hari ini belum ada progres pembangunan," tambahnya.

Alvin pun berharap ke depannya Unud kian berbenah dan berubah ke arah lebih baik.

"Saya tidak menyebut Unud buruk, tetapi saya hanya menyebut ada beberapa oknum. Justru melalui kejadian ini saya bersyukur karena kita menjadi tahu bahwa Udayana sedang tidak baik-baik saja," katanya.

Alvin pun turut mengomentari perihal Rektor Universitas Udayana (Unud) I Nyoman Gde Antara yang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi SPI Unud pada penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2018.

"Kami dan teman-teman BEM lainnya sepakat untuk mengawal. Kami tetap mengingat Indonesia menerapkan asas praduga tak bersalah. Kami akan mengawal beliau sampai nanti ke depannya diarahkan atau berkasnya dilimpahkan ke pengadilan lebih lanjut," ungkapnya.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads