Eks gubernur Bali I Made Mangku Pasthika mempertanyakan alasan penundaan proyek pembangunan Bandara Bali Utara yang diputuskan oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Menurut Pasthika, bandara baru tersebut perlu direalisasikan.
"Ya, mestinya sih itu (Bandara Bali Utara) jadi ya. Karena, itu kan perjuangan kita sudah lama sekali," ungkapnya di kantor DPD Golkar, Jumat (3/2/2023), tanpa merinci siapa kita yang dimaksudnya.
Namun, ia menjelaskan bahwa Bandara Bali Utara adalah mimpi masyarakat Buleleng. "Kalau sampai tidak jadi (dibangun) ya patut dipertanyakan. Kenapa? Masalahnya apa?" lanjutnya bertanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan orang nomor satu di Pulau Dewata itu mengaku sempat mengusulkan pembangunan Bandara Bali Utara ketika masih menjabat. "Itu mulai dari zaman saya dulu. Tahun 2014-2015 itu sudah," terang dia.
Meskipun ditunda, Pasthika meyakini pembangunan Bandara Bali Utara akan terealisasi. Sebab, ia menilai kehadiran bandara baru di utara Bali itu dibutuhkan.
"Kita kan lihat situasinya, sekarang saja mau berangkat ke Jakarta atau berangkat ke tempat lain dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, pesawatnya antre bisa setengah jam sampai 1 jam," tuturnya.
Tak cuma antre untuk take off (lepas landas), bahkan antrean juga terjadi ketika pesawat akan landing (mendarat). "Mereka (warga) komplain ke Jembrana, Nusa Penida. Ini kan berat ke depannya," jelas Pasthika.
Sekadar mengingatkan, pada pertengahan pekan ini, Wayan Koster mengumumkan menunda pembangunan Bandara Bali Utara. Alasannya, calon bandara baru tersebut masih butuh infrastruktur pendukung yang memadai.
"Di-hold (tunda) dulu. Menunggu kesiapan infrastruktur yang memadai," katanya kepada wartawan di sela-sela pembukaan Bulan Bahasa V 2023 di Art Center, Rabu (1/2/2023).
Dia khawatir Bandara Bali Utara akan bernasib sama dengan bandara yang mangkrak setelah diresmikan, karena kurangnya perencanaan dan infrastruktur yang mendukung kawasan. Ambil contoh, Bandara Kertajati.
(BIR/nor)