10 Juta Nyamuk Wolbachia Ditebar di Denpasar

10 Juta Nyamuk Wolbachia Ditebar di Denpasar

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Kamis, 02 Feb 2023 17:44 WIB
GUANGZHOU, CHINA - JUNE 20:  Chinese Phd student and researcher Zhang Dongjing displays a container of sterile adult male mosquitos that are ready to be released in a lab in the Mass Production Facility at the Sun Yat-Sen University-Michigan University Joint Center of Vector Control for Tropical Disease on June 20, 2016 in Guangzhou, China. Considered the worlds largest mosquito factory, the laboratory raises millions of male mosquitos for research that could prove key to the race to prevent the spread of Zika virus. The labs mosquitos are infected with a strain of Wolbachia pipientis, a common bacterium shown to inhibit Zika and related viruses including dengue fever. Researchers release the infected mosquitos at nearby Shazai island to mate with wild females who then inherit the Wolbachia bacterium which prevents the proper fertilization of her eggs. The results so far are hopeful:  After a year of research and field trials on the island, the lab claims there is 99% suppression of the population of Aedes albopictus or Asia tiger mosquito, the type known to carry Zika virus. Researchers believe if their method proves successful, it could be applied on a wider scale to eradicate virus-carrying mosquitos in Zika-affected areas around the world.  The project is an international non-profit collaboration lead by Professor Xi Zhiyong, director of the Sun Yat-Sen University-Michigan University Joint Center of Vector Control for Tropical Disease with support from various levels of Chinas government and other organizations.   (Photo by Kevin Frayer/Getty Images)
Ilustrasi. Sebanyak 10 juta nyamuk wolbachia atau bakteri dalam tubuh serangga disebar di Kota Denpasar. Penyebaran tersebut dilakukan setiap pekan mulai November 2023. (Kevin Frayer/Getty Images).
Denpasar -

Sebanyak 10 juta nyamuk wolbachia atau bakteri dalam tubuh serangga disebar di Kota Denpasar. Penyebaran tersebut dilakukan setiap pekan mulai November 2023.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Denpasar Anak Agung Ngurah Gede Dharmayuda mengatakan Denpasar menjadi kota pertama di Provinsi Bali yang mengimplementasikan teknologi wolbachia untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD).

"Nyamuk-nyamuk itu akan mulai disebarkan di 28 desa dan kelurahan di Denpasar. Satu nyamuk bisa terbang dengan radius sejauh 100-200 meter dan mungkin bisa mengcover daerah di luar perbatasan dari 28 desa/kelurahan," ujarnya, Kamis (2/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Dharmayuda, teknologi wolbachia berfungsi untuk menurunkan virus yang disebabkan nyamuk aedes aegypti. Wolbachia merupakan hasil kolaborasi dari World Mosquito Program (WMP) dan telah diterapkan di beberapa negara, seperti Singapura.

Sementara, untuk Indonesia, ada Yogyakarta yang telah menerapkannya dan dalam lima tahun terakhir dapat menurunkan kasus DBD hingga 77 persen.

ADVERTISEMENT

"Ini sudah berjalan dan diawali dengan menangkap bibit atau telur nyamuk yang diambil di 75 titik di Denpasar. Telur ini nantinya akan dikembangkan di dalam laboratorium WMP," terang dia.

Lalu, telur-telur yang sudah dikembangbiakkan itu akan dikawinkan dengan nyamuk aedes aegypti yang sudah mengandung wolbachia.

"Apabila nyamuk jantan mengandung wolbachia dan kawin dengan aedes aegypti betina, otomatis hasil telurnya nanti akan langsung impoten. Jika, nyamuk betina mengandung wolbachia dikawinkan dengan nyamuk aedes aegypti jantan, maka akan melahirkan telur-telur nyamuk yang mengandung wolbachia," katanya.

Kasus DBD di Denpasar per Januari 2023 tercatat sebanyak 291 kasus dan nol kasus kematian.

Terkait hadirnya teknologi wolbachia nantinya, Dharmayuda berharap dalam kurun waktu satu hingga dua tahun usai penyebaran nyamuk dengan teknologi wolbachia mampu menurunkan kasus DBD di Denpasar.

"Kami harapkan ini bisa bermanfaat untuk ke depannya di Denpasar," tuturnya ketika dihubungi detikBali.

Ia juga menjelaskan dalam mengendalikan kasus DBD dibutuhkan juga peran aktif masyarakat dalam melakukan pemeriksaan dan pembersihan area rumah.

Sehingga, warga tidak menjadi peternak nyamuk di tiap rumah.

Diketahui, selain Denpasar, daerah lainnya di Bali yang juga akan menerapkan teknologi wolbachia, di antaranya Buleleng, Badung, Gianyar, dan Tabanan.




(BIR/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads