Murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Bali dijadwalkan mendapat suntikan serum antirabies (SAR) setelah digigit anjing rabies pada Selasa (24/1/2023). Sebelumnya, balita itu sudah divaksin antirabies (VAR).
Dia mendapat tambahan suntikan SAR karena luka-luka yang diderita berisiko tinggi. Korban digigit pada bagian pipi dan lengan. Dua titik tersebut dekat dengan pusat syaraf di otak.
Untuk diketahui, titik-titik fatal tersebut antara lain bahu, ujung jari tangan atau kaki, dan daerah genital.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika sudah dikategorikan berisiko tinggi, dan hasil laboratorium sampel otak anjing yang menggigit positif rabies harus segera mendapatkan SAR meski sudah disuntik VAR," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jembrana I Made Dwipayana dikonfirmasi, Selasa (31/1/2023).
Dwipayana melanjutkan, setelah mendapatkan hasil uji laboratorium gigitan anjing liar dengan korban balita, dirinya kemudian menghubungi Dinkes Provinsi Bali untuk mendapatkan SAR, sehingga korban cepat mendapat penanganan.
"Tadi pagi kami sudah diinfokan oleh provinsi bahwa sudah disiapkan SAR, sehingga tim langsung bergerak ke Denpasar untuk mengambil SAR tersebut," kata Dwipayana.
"Kami harus gerak cepat, sehingga sore ini ketika SAR sampai di Jembrana, kami arahkan korban ke UGD untuk mendapat suntikan SAR," kata sambungnya.
Lanjut dia, meski akan disuntik SAR, korban tetap disuntik VAR sesuai jadwal.
"Tadi sudah saya komunikasikan dengan dokter anak, jadi VAR ke korban tetap diberikan sesuai jadwal, dan SAR kemungkinan sore," jelasnya.
Menurut Dwipayana, SAR saat ini belum tersedia di Jembrana. Rencananya akan diajukan pengadaan pada April. Jumlah pengadaan disesuaikan dengan anggaran.
"Karena kebutuhan, akan ada pengadaan SAR nantinya untuk antisipasi kasus gigitan risiko tinggi," paparnya.
Untuk diketahui, anjing liar masuk ke PAUD Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana pada Selasa (24/1/2023). Anjing yang mengamuk tersebut menggigit dua orang. Satu balita berusia dua tahun yang merupakan murid PAUD. Satu lagi yang jadi korban seorang guru PAUD.
Petugas DamkarJembrana kemudian menangkap anjing tersebut. Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana mengambil sampel otak anjing dan mengirimnya ke laboratorium Balai Besar Veteriner (BB-Vet) Denpasar. Hasilnya anjing tersebut positif rabies.
(hsa/gsp)