Sekolah menjadi tempat rawan gigitan hewan penular rabies (HPR) khususnya anjing liar. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana akan menggencarkan sosialisasi ke sekolah mengenai bahaya rabies.
Sosialisasi tersebut akan dilakukan petugas dari Bidang Keswan-Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana. Hal ini ditegaskan Kepala Bidang Keswan-Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa ditemui di kantornya, Rabu (25/1/2023).
"Kami akan melakukan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) ke sekolah-sekolah. Program ke sekolah ini kami mulai besok di Kecamatan Pekutatan, dan berlanjut ke sekolah di masing-masing kecamatan lainnya," ujar Widarsa.
Widarsa juga menjelaskan, program KIE ke sekolah-sekolah ini juga dilakukan guna mengedukasi siswa bagaimana pentingnya mengetahui penanganan awal terkait gigitan HPR.
"Tujuannya agar siswa sekolah mengetahui mengenai rabies, pencegahan dan langah yang harus dilakukan jika terjadi gigitan," jelasnya.
Selain itu, Widarsa juga menekankan keberadaan tempat sampah di sekolah sangat penting. Karena tempat sampah inilah yang memancing anjing liar masuk sekolah.
"Naluri hewan ketika ada makanan pasti dicari, ketika dikelola dengan bagus, hewan tidak akan masuk ke areal sekolah," ujar Widarsa.
Tidak hanya di areal sekolah, anjing juga akan mencari makan di tempat-tempat sumber makanan lain, seperti pasar, pura, kuburan, serta pantai yang ada sisa-sisa makanan yang di buang. "Jadi intinya tempat sampah itu harus dibuat tertutup rapat, sehingga tidak bisa anjing itu memakan sisa-sisa makanan," kata Widarsa.
Disinggung mengenai total sampel yang dikirim ke BB-VET Denpasar pada tahun 2023, Widarsa menjelaskan sudah ada 12 sampel otak anjing dan 7 di antaranya positif rabies. Kasus positif tersebar di 4 kecamatan. Yakni Negara tiga positif, Melaya tiga positif, kemudian Mendoyo dan Jembrana masing-masing satu kasus.
"Saat ini masih ada 4 sampel yang belum dikirim untuk dicek hasilnya, namun secepatnya kami akan kirim," papar Widarsa.
Menekan kasus positif rabies di Jembrana, pihaknya akan melakukan vaksinasi massal di zona merah dan vaksinasi emergency di wilayah terdapat kasus positif rabies. Vaksinasi yang dilakukan sejak awal Januari lalu, dari total estimasi populasi 46.243 ekor, dari awal bulan Januari hingga Selasa 24 Januari 2023 sebanyak 529 ekor tervaksin.
"Vaksinasi ini akan dipercepat agar tercapai 75 persen dari total estimasi populasi. Pada tahun 2022 lalu, dengan keterbatasan vaksin hanya 19.826 ekor atau 42 persen anjing tervaksin. Sedangkan kasus gigitan selama tahun 2022 sebanyak 5108 orang, dari jumlah tersebut 427 orang digigit anjing positif rabies," tandas Widarsa.
Sebelumnya seekor anjing liar masuk ke salah satu sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Lingkungan Satria, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali. Anjing juga menyerang seorang siswa dan guru sehingga mereka luka berat.
"Tadi sekitar pukul 14.00 Wita, seekor anjing liar masuk ke sekolah dan menggigit dua orang, di antaranya I Ketut Arindra Danias Jayanata (2) digigit bagian pipi serta lengan, dan guru Ni Komang Ari (25) digigit di bagian kaki," ungkap Kepala Satpol PP Jembrana I Made Leo Agus Jaya, Selasa (24/1/2023).
Simak Video "Anjing Liar Masih Berkeliaran saat WSBK di Mandalika"
[Gambas:Video 20detik]
(hsa/irb)