Korban gigitan anjing liar di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, disebut berisiko tinggi. Hal ini dikarenakan gigitan itu melukai pipi korban yang berdekatan dengan pusat syaraf.
Korban yang masih berusia dua tahun tersebut digigit di bagian pipi dan lengan. "Gigitan risiko tinggi harus segera mendapatkan VAR," ujar Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Jembrana Ida Bagus Made Adnyana dikonfirmasi, Rabu (25/1/2023).
"Untuk kasus gigitan anjing liar di salah satu PAUD Jembrana, seluruh korban sudah mendapatkan penanganan awal, serta dilakukan VAR (vaksin anti rabies)," lanjut Adnyana, meski hasil sampel otak hewan penular rabies (HPR) belum keluar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, gigitan dikategorikan berisiko tinggi rabies karena posisinya berdekatan dengan pusat syaraf dan otak, seperti bahu, ujung jari tangan atau kaki, daerah genetelia, termasuk gigitan multilevel.
"Kalau di antara posisi tersebut terjadi gigitan, harus segera ditangani dengan benar, serta langsung diberikan VAR, juga serum anti rabies (SAR)," terang dia.
Namun, lantaran saat ini sulit mendapatkan SAR, sehingga penanganannya menggunakan VAR. "Saat ini, SAR susah, namun VAR juga efektif dalam penanganan virus rabies," jelasnya.
Made mengimbau apabila ditemukan kasus gigitan HPR, masyarakat tidak perlu panik. Segera cuci luka gigitan dengan air mengalir minimal 10-15 menit menggunakan sabun. Sebab, selaput virus rabies terdapat lemak, sehingga sabun bisa meluruhkan virus.
"Dengan dilakukan hal tersebut, secara teori menghilangkan virus hingga 80 persen, tinggal 20 persennya itu digunakan VAR yang menghambat virus menuju saraf," kata Adnyana.
VAR sendiri digunakan tiga kali, yakni VAR pertama sebanyak dua dosis. Selanjutnya, tujuh hari kemudian dilakukan VAR ke-2 sebanyak satu dosis, serta pada hari ke-21 pasca gigitan dilakukan VAR ke-3 sebanyak satu dosis.
"VAR juga dilakukan ketika ada kasus HPR setelah gigitan itu hilang, serta tidak dapat diobservasi," tutur Adnyana.
Terkait stok VAR di Jembrana, Adnyana mengklaim pasokan aman dan ada di 11 rabies center, yakni 10 puskesmas, serta satu rumah sakit di Jembrana. "Masing-masing disediakan 10 hingga 20 vial. Kalau menipis segera disiapkan lagi," ungkap Made.
(BIR/hsa)