Bali Targetkan Tekan Stunting Jadi 7,71 Persen pada 2023

Denpasar

Bali Targetkan Tekan Stunting Jadi 7,71 Persen pada 2023

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Selasa, 10 Jan 2023 22:18 WIB
Babys foot With the hands of older adults
Ilustrasi stunting (Foto: Getty Images/iStockphoto/Aree Thaisagul)
Denpasar -

Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Bali menargetkan angka stunting di Pulau Dewata akan turun menjadi 7,71 persen pada 2023. Tahun lalu, angka stunting di Bali mencapai delapan persen.

"Di tahun 2022 target kami 9,28 persen dan telah tercapai sekitar 8 persen. Nanti untuk target 2023 sebanyak 7,71 persen mudah-mudahan bisa tercapai," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom pada Selasa (10/1/2023).

Menurut Anom, pencegahan kasus stunting dapat dilakukan dengan pemberian makanan tambahan bagi para ibu hamil. Selain itu, ia juga mengedukasi masyarakat, khususnya ibu hamil tentang pentingnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan terhadap bayi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di tahun 2023 ini kami akan lebih gencar edukasi. Nanti kami akan bergerak dengan ibu PKK dan juga ibu gubernur untuk sosialisasikan pencegahan stunting," jelasnya.

Program lainnya yang akan dilakukan Diskes Bali pada 2023 adalah menargetkan vaksinasi booster mencapai 100 persen tahun ini. Adapun jumlah stok vaksin booster saat ini sebanyak 37 ribu dosis yang cukup untuk memfasilitasi masyarakat Bali.

Berikutnya, ia juga akan memastikan pemerataan Jaminan Kesehatan Nasional Krama Bali (JKN KB) di seluruh kabupaten/kota di Bali. "Sebelumnya ada 2 kabupaten/kota yang belum memenuhi capaian JKN KB. Jadi, nanti pemerintah provinsi yang akan menanggung itu semua," sebutnya.

Program selanjutnya adalah mengenai pengobatan tradisional. Ia menargetkan hadirnya layanan pengobatan tradisional di rumah sakit yang tersebar di Bali serta pembuatan aplikasi Situs Bali.

"Untuk sekarang ini semua rumah sakit pemerintah di Bali sudah ada layanan pengobatan tradisional. Seperti rumah sakit di Payangan, Mangusada, Wangaya, Tabanan, hingga Buleleng. Ke depannya, kami ingin selain ada medical tourism, Bali juga punya wellness tourism," ungkapnya.

RS di KEK Sanur

Anom menambahkan, nantinya Bali juga akan memiliki satu rumah sakit internasional yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur. rumah sakit tersebut ditargetkan selesai akhir tahun ini.

"Nantinya rumah sakit itu akan menyasar masyarakat yang sering berobat ke luar negeri karena selama ini kurang lebih sekitar Rp 82 triliun uang masyarakat digunakan untuk berobat ke Singapura hingga Amerika," jelas Anom.

Berangkat dari hal itulah, kata Anom, pemerintah pusat membangun sebuah rumah sakit internasional di Denpasar, Bali dan bekerjasama dengan Mayo Klinik. Nantinya, rumah sakit tersebut akan memiliki program pengobatan unggulan seperti ginjal hingga kanker.

Anom berharap hadirnya rumah sakit tersebut dapat menambah fasilitas kesehatan yang ada di Bali. Dengan begitu, masyarakat maupun wisatawan mancanegara dapat cukup berobat di Bali.

"Selain itu, di tahun 2023 juga akan ada pembangunan rumah sakit milik pemerintah Badung di Petang dan Abiansemal. Sedangkan untuk provinsi sendiri di tahun ini tidak ada pembangunan baru," imbuhnya.




(iws/gsp)

Hide Ads