Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menargetkan realisasi pendapatan asli daerah (PAD) mencapai 20 persen pada Triwulan I (Januari-Maret) 2025. Berdasarkan data Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Bali, realisasi PAD Bali baru mencapai 6,28 persen per 1 Januari-5 Februari 2025.
"Target 20 persen (pada Triwulan I 2025)," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bapenda Bali I Wayan Budiasa kepada detikBali, Kamis (6/2/2025).
Realisasi PAD Bali per 5 Februari 2025 mencapai Rp 225 miliar dari target Rp 3,5 triliun. Kemudian, realisasi pendapatan dari pajak kendaraan bermotor (PKB) sebesar Rp 93 miliar atau 8,2 persen dari target Rp 1,1 triliun. Ada pula, bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) sebesar Rp 54 miliar atau 8 persen dari target Rp 627 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budiasa mengungkapkan Bapeda Bali menyiapkan beberapa upaya untuk mencapai target tersebut. Khusus terkait pendapatan dari PKB dan BBNKB, Budiasa mengeklaim telah menyosialisasikan opsen pajak secara masif hingga membuka layanan samsat keliling dan drive thru.
"Melakukan kegiatan door to door menggaet wajib pajak, operasi gabungan, Samsat Kerti, dan WA blast," imbuh pria yang juga menjabat sebagai kepala Biro Umum dan Protokol Setda Pemprov Bali itu.
Ada beberapa sumber pendapatan lainnya yang juga diharapkan bisa mendongkrak target PAD Bali. Misalkan retribusi dari aktivitas snorkeling di Nusa Penida yang terealisasi Rp 104 juta per pekan pertama Februari 2025. Adapun, target pendapatan dari aktivitas pariwisata bahari itu mencapai Rp 5,3 miliar sepanjang tahun 2025.
Budiasa mengakui realisasi retribusi daerah pada awal tahun ini belum signifikan. Dari target Rp 337 miliar, realisasinya baru di angka Rp 1,8 miliar atau 0,55 persen. Sedangkan, sumber PAD lain-lain yang sah mencapai Rp 25 miliar atau 5,9 persen dari target Rp 439 miliar.
(iws/hsa)