Kisah Siswa di Karangasem Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai Demi Sekolah

Karangasem

Kisah Siswa di Karangasem Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai Demi Sekolah

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Rabu, 16 Nov 2022 15:39 WIB
Video siswa yang berasal dari Banjar Dinas Abian Tiing Kaja, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali menyeberangi Sungai Panti dalam keadaan banjir ketika pulang sekolah viral di media sosial. Foto: IST
Video siswa yang berasal dari Banjar Dinas Abian Tiing Kaja, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali menyeberangi Sungai Panti dalam keadaan banjir ketika pulang sekolah viral di media sosial. Foto: IST
Karangasem - Video siswa yang berasal dari Banjar Dinas Abian Tiing Kaja, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali menyeberangi Sungai Panti dalam keadaan banjir ketika pulang sekolah viral di media sosial. Kondisi tersebut terjadi lantaran tidak ada jalur alternatif dan akses jalan rusak diterjang banjir bandang sejak sebulan yang lalu.

Salah seorang siswa kelas IV SDN 4 Jungutan, I Putu Agus Wiraguna (11) yang setiap hari melewati Sungai Panti saat pergi dan pulang sekolah mengaku sebenarnya dirinya takut jika tiba-tiba terjadi banjir. Bahkan jika tidak ada yang membantu menyeberangkan dirinya tidak berani lewat.

"Kadang saya dan teman-teman lainya yang tinggal di sini sering dipulangkan lebih awal oleh guru jika terjadi hujan, supaya kita tidak terjebak banjir. Tapi sering juga setelah sampai di tepi sungai, airnya sudah besar juga," kata Wiraguna, saat ditemui di rumahnya, Rabu (16/11/2022).

Kondisi tersebut dibenarkan oleh warga setempat bernama I Ketut Jingga. Pria berusia 42 tahun itu mengatakan setiap hujan deras dan banjir para siswa harus menyeberangi sungai dan menerjang banjir demi bisa berangkat ke sekolah.

"Di sini ada sekitar 15 siswa yang harus menyebrang saat terjadi banjir dari SD-SMA. Karena kebetulan tidak ada jalur alternatif, rumah mereka berada di tengah-tengah karena diapit oleh sungai," ungkap Jingga.

Warga lainnya I Komang Dika (52) juga mengatakan hal yang sama. Bahkan ia sempat mengaku ikut menyeberangkan siswa yang hendak lewat saat terjadi banjir terutama untuk anak-anak SD.

"Kemarin kebetulan saya lihat ada 2 orang siswa yang kebetulan anak tetangga saya mau menyeberang, tapi tidak berani karena airnya lumayan besar. Jadi saya dan warga lainnya membantu," kata Dika.

Dika mengatakan biasanya, dulu jika terjadi hujan deras tidak sampai membuat banjir yang membuat siswa tidak bisa lewat. Tapi semenjak terjadi banjir bandang sebulan yang lalu yang membuat jalan dan juga sungai menjadi porak-poranda.

Kini setiap ada hujan walaupun dengan intensitas tidak terlalu tinggi langsung terjadi banjir. Tapi, banjir yang terjadi di sungai tersebut tidak berlangsung lama, biasanya setengah hari sudah langsung surut.

Para warga berharap kepada pihak-pihak terkait agar segera melakukan perbaikan terhadap jalan dan juga sungai. Minimal bisa dibuatkan jembatan sehingga para siswa bisa lewat dengan aman.

Karena sebelumnya di lokasi tersebut ada akses jalan. Namun semenjak banjir bandang jalan tersebut rusak parah dan tidak bisa dilewati sama sekali oleh warga hingga kendaraan.


(nor/dpra)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads