Kemenko Marves Soroti Sampah Kiriman di Pantai Bali Selatan

Kemenko Marves Soroti Sampah Kiriman di Pantai Bali Selatan

I Wayan Sui Suadnyana - detikBali
Rabu, 02 Nov 2022 23:21 WIB
Tumpukan sampah kiriman kayu di Pantai Kuta, Rabu (2/11/2022).
Tumpukan sampah kiriman kayu di Pantai Kuta, Kuta Selatan, Badung, Bali, Rabu (2/11/2022). Foto: Triwidiyanti
Badung -

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyoroti adanya sampah kiriman di berbagai pantai di wilayah selatan Pulau Bali. Terlebih, sampah kiriman tersebut banyak terdiri dari plastik.

"Di Bali kalau di pinggir pantai itu kan banyak sekali sampah-sampah plastik. Bukan hanya plastik, semua jenis sampah. Tapi yang paling dominan itu plastik karena memang tidak hilang, akan ada terus di lingkungan," kata Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenko Marves Rofi Alhanif saat konferensi pers di Seminyak, Badung, Bali, Rabu (2/11/2022).

Menurut Rofi, sampah di laut ini isunya memang lintas negara. Sebab, sampah akan terbawa ke mana-mana terbawa arus saat sudah berada di lautan. Sampah dari Indonesia bisa saja sampai ke negara lain dan bisa juga hanya berputar di lautan dalam negeri.

Akibat adanya sampah di lautan, Bali akhirnya menjadi salah satu yang terdampak sampah kiriman. Pada akhir tahun sampai Januari biasanya banyak sampah yang terdampar di pantai-pantai sepanjang Bali selatan.

"Sampah itu sebagian memang datangnya bukan hanya dari Bali, bisa saja dari luar Bali karena terbawa arus laut. Sebagian disinyalir datang dari pulau Jawa. Di sisi lain, kalau arusnya ke barat sampah dari Bali masuk juga ke Jawa. Jadi memang ini sangat transboundary sifatnya," kata dia.

Menurut Rofi, ada berbagai upaya yang dilakukan dalam mencegah sampah masuk ke laut. Salah satunya dengan memasang perangkap di sungai-sungai sehingga meminimalisir sampah sampai ke laut.

Ia menyebut, organisasi lingkungan Sungai Watch telah memasang ratusan perangkap sampah dari daerah Ubud sampai ke sungai-sungai sekitar Denpasar dan Badung. Baginya, hal itu sangat signifikan mengurangi sampah masuk ke laut.

"Itu sangat signifikan bisa mengurangi sampah ke laut. Karena sudah ke laut, bisa ke mana mana, bisa dari Bali ke luar Bali atau dari Jawa atau dari timur bisa masuk ke Bali, tergantung arus. Jadi memang kalau sampah ini sudah ke laut susah," ungkapnya.

Selain melakukan pemasangan perangkap sampah di sungai, upaya pembersihan sampah laut juga dilakukan. Pihaknya mengaku telah membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung menangani sampah yang sudah mendarat dengan memberikan alat berat untuk mengumpulkan sampah tersebut.

Selain itu, juga sudah ada Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Permen Parekraf) tentang pengelolaan sampah plastik di wisata bahari. Dengan aturan itu, Kemenparekraf bisa memberikan bantuan kepada Pemda untuk melakukan pembersihan sampah.

"Nah makanya ada bantuan khusus dari Kementerian Parekraf terhadap Pemda Badung untuk bisa membersihkan sampah di sepanjang Kuta. Kemudian ada 300-an masyarakat saat ini yang stand by di kawasan sepanjang pantai itu untuk menangani sampah yang masuk. Nah itu salah satu upaya penanganannya," jelasnya.



Simak Video "Inovatif! Satpam Ini Sulap Sampah Plastik Jadi BBM"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/dpra)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT