Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi 2,5-4 meter periode 15 hingga 21 Oktober 2022. Potensi cuaca ekstrem yaitu curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan dan gelombang tinggi 2,5-4 meter akan terjadi di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dari keterangan tertulis, BMKG menjelaskan cuaca ekstrem yang terjadi disebabkan oleh kondisi atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup kompleks dan dinamis, yang dipengaruhi oleh fenomena atmosfer global, regional ataupun lokal.
"Segera menghindar dari lokasi rawan banjir atau banjir bandang (di bantaran, lembah dan tubuh sungai ), lokasi rawan longsor pada lereng/ tebing atau kaki lereng, ataupun lokasi rawan bencana hidrometeorologi lainnya (dapat dicek dari Aplikasi InaRisk), saat peringatan dini disampaikan atau saat cuaca ekstrim terjadi," jelas Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam keterangan tertulis yang diterima detikBali, Selasa (18/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprediksikan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang untuk periode 15-21 Oktober 2022 di wilayah sebagai berikut:
1. Aceh
2. Sumatera Utara
3. Riau
4. Jambi
5. Kep. Riau
6. Sumatera Barat
7. Sumatera Selatan
8. Bangka Belitung
9. Bengkulu
10. Lampung
11. Banten
12. Jawa Barat
13. DKI Jakarta
14. Jawa Tengah
15. Jawa Timur
16. Bali
17. Nusa Tenggara Barat
18. Nusa Tenggara Timur
19. Kalimantan Barat
20. Kalimantan Timur
21. Kalimantan Utara
22. Sulawesi Selatan
23. Sulawesi Tenggara
24. Papua
Peringatan Gelombang 4 Meter
Selain cuaca ekstrem, BMKG juga memberikan peringatan dini gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia 15-21 Oktober 2022. Potensi gelombang tinggi hingga 2,5 hingga 4 meter di wilayah perairan Indonesia pada tanggal 15-21 Oktober 2022 yaitu sebagai berikut:
- Laut Natuna Utara
- Perairan Kepulauan Natuna
- Perairan utara Sabang
- Perairan barat Aceh
- Perairan barat Kepulauan Nias
- Perairan P. Enggano-Bengkulu
- Perairan barat Lampung
- Samudra Hindia barat Sumatra
- Selat Sunda bagian barat dan selatan
- Perairan selatan Banten hingga Jawa Timur
- Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan
- Perairan selatan Bali hingga Pulau Sumba
- Samudra Hindia selatan Banten hingga Pulau Sumba
Tanah Longsor dan Banjir di Bali, 5 Orang Tewas-1 Hilang klik halaman selanjutnya
Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor di sejumlah titik di Bali, Senin (17/10/2022). Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, bencana banjir dan tanah longsor tersebut menyebabkan 5 orang tewas dan 1 orang belum ditemukan per Senin petang.
Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin merinci jumlah korban bencana di Bali hari ini yaitu 3 orang meninggal dunia di Karangasem, 1 orang meninggal di Tabanan, 1 orang meninggal di Bangli, dan 1 orang belum ditemukan di Jembrana. Adapun titik-titik bencana terjadi di lima kabupaten di Bali, yaitu Jembrana, Karangasem, Tabanan, Badung, dan Bangli.
"Selain menyebabkan banjir, cuaca ekstrem juga mengakibatkan jembatan penghubung antara Kelurahan Tegalcangkring dan Desa Penyaringan Jembrana putus sehingga mengganggu kelancaran transportasi dan kehidupan warga masyarakat," kata Rentin, Senin (17/10/2022).
Khusus soal banjir bandang di Jembrana, Rentin menyebut banjir terjadi di sejumlah desa seperti Desa Yehembang Kauh/Br.Sekar Kejula, Lingkungan Biluk Poh Kelurahan Tegal Cangkring, Kelurahan Sangkar Agung, Lingkungan Pemedilan, Kelurahan Dauhwaru, Desa Dangintukadaya, Desa Air Kuning, Desa Kaliakah, Desa Melaya dan di beberapa tempat lainnya.
Berdasarkan data awal yang dihimpun BPBD Bali, setidaknya terdapat sebanyak 117 kepala keluarga (KK) terdampak dan 45 rumah rusak di Lingkungan Biluk Poh. Sementara itu, jembatan penghubung antara Kelurahan Tegalcangkring dan Desa Penyaringan saat ini sudah dapat dilalui kendaraan roda dua dengan sistem buka tutup.
"Banjir juga mengakibatkan satu orang warga hanyut dan saat ini masih dalam pencarian," imbuhnya.
Berikutnya, di Kabupaten Karangasem terdata sebanyak 40 titik lokasi kejadian bencana banjir dan tanah longsor. Keempatpuluh titik tersebut tersebar di lima kecamatan yaitu Kecamatan Abang (5 titik), Kecamatan Selat (16 titik), Kecamatan Bebandem (12 titik), Kecamatan Rendang (12 titik), dan Kecamatan Karangasem (5 titik).
Belasan rumah warga di Karangasem rusak dan harus mengungsi ke rumah keluarga terdekat. Tak hanya itu, 2 unit sekolah terendam banjir, 3 unit kendaraan roda dua hanyut, 5 truk unit truk tenggelam di galian C. Beberapa ruas jalan juga tertutup longsor dan sejumlah jembatan jebol.
"Di Karangasem dua orang meninggal dunia karena banjir dan satu orang meninggal dunia karena tertimbun longsoran," imbuhnya.
Sementara itu, di Kabupaten Tabanan, Badung, dan Bangli juga terjadi banjir dan tanah longsor di sejumlah titik. Cuaca ekstrem pada 16-17 Oktober 2022 mengakibatkan bahu jalan tergerus, jalan berlubang, dan jembatan roboh di beberapa titik di Kabupaten Tabanan.
Berikutnya di Kabupaten Badung, banjir dan tanah longsor dilaporkan terjadi di Kecamatan Petang, Abiansemal, dan Mengwi. Sedangkan di Bangli, selain tanah longsor dan banjir, satu orang juga dikabarkan terseret arus ke got.
"Di Kecamatan Bangli, seorang warga hanyut jatuh ke got dan ditemukan dalam keadaan meninggal dunia," pungkasnya.
Simak Video "Video BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Masih Mengintai"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/hsa)