Banjir yang terjadi Kamis (13/10/2022) di beberapa titik lokasi di Jembrana mengakibatkan fasilitas sekolah hingga ratusan rumah warga terdampak. Sebagian besar penyebabnya adalah saluran air yang sempit dan lokasi rumah lebih rendah dari saluran air.
Dari informasi data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, tercatat ada 10 titik banjir yang terjadi Kamis (13/10/2922). Namun, hanya 9 titik banjir yang dilaporkan terdapat dampak genangan air di rumah warga.
"Berdasarkan laporan, total ada 97 rumah yang warga yang sempat tergenang air. Ketinggian air rata rata dari 60-90 centimeter. Surut sekitar 3 jaman ke atas," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jembrana, I Made Sapta Budiarta, saat ditemui detikBali, Kamis (13/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari 97 rumah yang terdampak, dengan rincian, dua titik di Kelurahan Loloan Barat sebanyak 39 rumah, lima titik di Desa Baluk sebanyak 43 rumah, kemudian di Desa Kaliakah sebanyak 4 rumah dan di Desa Tuwed 11 rumah. Semuanya sudah ditangani oleh tim reaksi cepat (TRC).
"Ada beberapa titik juga tidak ada laporan, tapi informasi air sudah surut, seperti di Desa Tegal Badeng Barat dan di tempat lain. Sementara tidak ada kerugian material karena yang terendam hanya barang rumah tangga dan juga tidak ada kerusakan bangunan akibat peristiwa banjir atau genangan air ini," ungkapnya.
Selain karena hujan deras dengan tempo waktu yang cukup lama, kata Budiarta, saluran irigasi yang tidak berfungsi maksimal juga menyebabkan genangan air. Selain itu, lokasi daratan rumah warga yang berada lebih rendah dari dataran sekitar. Namun, demikian pihaknya tetap siaga penuh untuk membantu masyarakat kapanpun di butuhkan. "Tidak ada dampak kerusakan rumah atau korban jiwa," tegasnya.
Data lokasi kejadian itu hanya sementara, karena beberapa lokasi banjir tidak dilaporkan. Selain itu, lokasi lain yang tidak dilaporkan, tidak membutuhkan penanganan karena air cepat surut. "Dari seluruh kejadian memang ada juga yang belum dilaporkan," ujarnya.
Terkait penanganan, kata Budiarta, pihaknya melakukan evakuasi dengan rubber boat dan penyedotan air genangan air di rumah warga. Seperti di Kelurahan Loloan Barat yang dilakukan penyedotan air kemudian disalurkan ke sungai. "Sementara tidak ada kerugian material dan juga tidak ada kerusakan bangunan akibat peristiwa banjir atau genangan air ini," ungkapnya.
Namun begitu, lanjut Budiarta, pihaknya tetap siaga dengan 3 regu tim reaksi cepat (TRC). Selain tim, juga menyediakan peralatan evakuasi dan penanganan banjir. "Kita tetap siaga. Setiap hari siagakan 9 orang per regu. Jika misalnya bersifat darurat akan dikerahkan seluruhnya dengan jumlah 28 orang," ujarnya.
"Intinya kita siaga penuh 24 jam kapanpun dibutuhkan. Kita siap dengan tim dan alat juga," tukasnya.
(hsa/dpra)











































