Heboh Pasien Asal Buleleng Meninggal Usai Ditolak RSUD Wangaya

Heboh Pasien Asal Buleleng Meninggal Usai Ditolak RSUD Wangaya

Triwidiyanti - detikBali
Minggu, 25 Sep 2022 16:40 WIB
RSUD Wangaya, Denpasar
RSUD Wangaya, Denpasar. Foto: instagram @rsud.wangaya
Denpasar -

Postingan senator asal Bali Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa atau disingkat Arya Wedakarna soal keluhan seorang anak yang melaporkan ibunya meninggal dunia setelah diduga ditolak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya, Denpasar viral. Arya Wedakarna membagikan postingan berupa tangkapan layar percakapannya dengan si anak dan foto seorang ibu yang mengeluarkan darah dari mulutnya.

Dalam postingan, Arya Wedakarna menuliskan si anak harus memboceng ibunya menggunakan motor ke RSUP Prof Ngoerah setelah tidak dipinjami ambulans oleh RSUD Wangaya. Namun, setibanya di RSUP Prof Ngoerah si ibu dinyatakan telah meninggal dunia.

Viralnya postingan Arya Wedakarna membuat RSUD Wangaya, Denpasar angkat bicara. Direktur RSUD Wangaya AA Made Widiasa menjelaskan kronologi kejadiannya. Menurutnya, kejadian tersebut bukanlah menolak pasien.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada saat kejadian kapasitas Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit Wangaya penuh," ungkapnya dalam keterangan resminya yang diterima detikBali, Minggu (26/9/2022).

Dalam kondisi tersebut, lanjut Widiasa apabila dipaksakan menerima pasien, tentu membuat pelayanan tidak optimal dan juga berisiko bagi pasien IGD yang juga sedang di rawat.

ADVERTISEMENT

Dijelaskan, awalnya pada Sabtu (24/9/2022) sekitar pukul 20.30 Wita, pasien diantar oleh pengantar pasien menggunakan sepeda motor. Kemudian, katanya, pihak security RSUD Wangaya melaporkan kepada petugas IGD ada pasien baru.

"Pada saat kejadian tersebut IGD dalam kondisi penuh," tegasnya lagi.

Saat itu, terdata bahwa ada 13 pasien yang sedang menjalani perawatan darurat. Bahkan ada beberapa pasien yang mengantre di ruang tunggu IGD RSUD Wangaya.

"Bahkan di ruang tunggu ada beberapa pasien yang sedang mengantre untuk mendapatkan pelayanan," cetusnya.

Melihat kondisi tersebut, dokter jaga menemui pengantar pasien dan menyarankan untuk ke rumah sakit terdekat dalam hal ini RS Manuaba. Hal ini dilakukan supaya pasien dapat pelayanan yang lebih cepat.

Pengambilan dasar keputusan tersebut, karena jarak RS Manuaba dirasa paling dekat dengan RSUD Wangaya dengan estimasi waktu 5 menit. Ketika disarankan untuk ke rumah sakit terdekat, pengantar pasien meminta untuk diantar ambulans RSUD Wangaya.

"Namun demikian berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO) RSUD Wangaya mengenai Merujuk Pasien Ke Rumah Sakit Lain No. 040/018/IGD/RSUDW/2018 penggunaan Ambulance Wajib didampingi Dokter dan Perawat," ungkap Widiasa.

Mengingat kondisi IGD yang sedang penuh maka penggunaan ambulans tidak dapat dilakukan oleh perawat dan dokter karena sedang melakukan penanganan pasien. Meski demikian diakuinya bahwa saat ini pihaknya sedang berproses menambah kapasitas bed di ruang IGD untuk mengantisipasi lonjakan pasien.

"Ya kita harapkan ke depan bisa menambah kapasitas bed baru," pungkas Widiasa.

Sementara itu, dikonfirmasi soal postingan pasien asal Buleleng yang meninggal lantaran diduga adanya kelalaian RSUD Wangaya, Denpasar yakni anggota DPD Dapil Bali Arya Wedakarna melalui sambungan teleponnya belum memberikan respons hingga berita ini dinaikkan.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads