Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Tabanan pada Jumat (9/9/2022) sore membuat areal Pura Beji terendam luapan air Tukad Yeh Empas, Banjar Dauh Pala, Desa Dauh Peken. Hingga malam, debit air masih besar. Akibatnya, warga kesulitan melakukan pembersihan di areal pura yang dipenuhi sampah kiriman dari hulu maupun pasir yang terbawa dari dasar sungai.
Pemangku di Pura Dalem Beji, Gusti Ayu Ketut Melati atau Jero Melati mengatakan, dirinya secara perlahan melakukan pembersihan pascakejadian. Namun karena sudah malam, pembersihan dilanjutkan pada pagi tadi.
"Yang paling kotor di areal Pura Beji Sudamala. Sore kemarin sudah coba bersih-bersih. Tapi karena air masih besar dan mau malam, kami lanjutkan pagi ini bersih-bersihnya," kata Jro Melati di Pura Dalem Beji, Sabtu (10/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini air Tukad Yeh Empas yang sempat meluap sudah surut. Warga setempat juga sudah melakukan pembersihan areal pura yang dipenuhi sampah kiriman.
Jero Melati menjelaskan peristiwa meluapnya air Tukad Yeh Empas bukan hanya terjadi kali ini. Hal serupa sudah beberapa kali terjadi ketika intensitas hujan deras.
Untuk diketahui, area Pura Beji di Banjar Adat Dauh Pala tersebut kerap dipakai sebagai lokasi upacara bagi masyarakat setempat. Terutama bila ada yang melaksanakan upacara ngaben.
"Biasanya menjadi tempat membuang sekah atau abu kremasi dari upacara pengabenan," jelasnya.
Di luar itu, ada juga warga yang datang dengan maksud atau keyakinan memohon melakukan pembersihan secara niskala atau melukat dan berobat.
Sebagai informasi, di sepanjang bantaran area Pura Beji tersebut terdapat beberapa palinggih. Di antaranya Palinggih Ratu Mas Subandar, Palinggih Ratu Niang Gede Sakti, Palinggih Ratu Nyoman, Palinggih Ida Hyang Betara Lingsir.
"Dan palinggih di Beringin itu pusatnya Beji. Yang ke sini, selain karena melanjutkan upacara ngaben, ada juga yang berniat memohon obat atau melukat. Ada juga yang memohon kemudahan dalam urusan pekerjaan atau mencari penghidupan," imbuhnya.
(iws/iws)